MEDIA LOKAL RAMAH & AKURAT

Sabtu, 31 Agustus 2013

Halal Bihalal dan Sarasehan Anak Utara : Pendidikan Modal Utama Membangun

Sekda KLU, Drs.H.Suardi, MH saat jadi pembicara sarasehan pendidikan


GANGGA KM SAMBI WARGA, Idul Fitri memiliki arti kembali kepada kesucian atau kembali ke asal kejadian. Idul Fitri diambil dari bahasa Arab, yaitu ‘fithrah’, yang berarti suci.
Sebagai puncak dari seluruh kegiatan selama bulan Ramadhan 1434 H tahun ini, pada hari Minggu 25 Agustus 2013 lalu di ruang Aula Kantor Bupati Lombok Utara, telah diselenggarakan acara Halal Bihalal yang dirangkai dengan sarasehan pendidikan dengan melibatkan seluruh keluarga besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Lombok Utara Yogyakarta.
Kebersamaan rasa sebagai satu ikatan keluarga besar IPMLU tercermin dalam acara Sarasehan dan Halal Bihalal tersebut. Dalam laporannya, Ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Lombok Utara Yogyakarta, Raden Prawangsa Jayaningrat mengungkapkan, kegiatan sarasehan yang dirangkai dengan halal bihalal itu merupakan agenda tahunan putra-putri dayan gunung yang menuntut ilmu di Yogyakarta. Acara itu jauh-jauh hari sudah dipersiapkan sebagai buah tangan pulang lebaran dari kota gudeg. Diusungnya kegiatan sarasehan pendidikan, lanjut Jayaningrat, karena pendidikan merupakan aset masa depan daerah. “Hanya pendidikan yang mampu mengawal dan mengubah nasib daerah, terlebih lagi bagi Lombok Utara yang baru berumur 5 tahun, sudah barang tentu membutuhkan sumber daya manusia yang memadai dan berkualitas agar cita-cita mewujudkan daerah otonom yang maju dan mandiri dapat tercapai,”  cetus Prawangsa.
Yoga, sapaan akrab Prawangsa Jayaningrat, menambahkan, sebagai duta Lombok Utara, para pelajar dan mahasiswa yang terhimpun dalam IPMLU merasa berkewajiban ikut serta membangun gumi adi mirah paer daya lewat konsep pendidikan yang benar,   humanis dan sesuai dengan kebutuhan daerah. Ini penting karena era otonomi daerah memandatkan setiap daerah harus mampu menyeting format pendidikan sendiri sesuai kebutuhan. Karena itu salah satu mandat otonomi daerah. “Sejauh ini kami melihat konsep pendidikan di daerah ini kurang cocok dengan kebutuhan, sehingga kami berinisiatif membincangkan persaoalan ini lewat sarasehan hari ini,” tutur Yoga.       
Sementara Ketua Panitia Sarasehan, Beni Ramadan dalam laporan singkatnya menuturkan, pada bulan Ramadhan tahun ini, IPMLU mengadakan beberapa kegiatan seperti buka puasa bersama dan bakti sosial pembersihan area sekolah alam Sokong, sebuah wadah pendidikan kreatif, humanis dan elegan asuhan Nursida Syam salah seorang perintis yang membidani lahirnya IPMLU Yogyakarta tahun 2002 lalu.
Setelah laporan Raden Prawangsa Jayaningrat, Ketua Umum IPMLU dan Beni Ramadan Ketua Panitia Sarasehan & Halal Bihalal 1434 H, acara dilanjutkan dengan sarasehan dengan tema “Peran dan Posisi Pemerintah Daerah terhadap Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Utara”. Sarasehan itu diisi oleh tiga narasumber, masing – masing Bupati diwakili Sekda Lombok Utara, Kepala Dinas Dibudpora KLU dan Nursida Syam (alumni IPMLU Yogyakarta) dan dimoderatori Sarjono, S.I.Kom., mantan Ketua IPMLU. Sekda Lombok Utara, H. Suardi, MH mengatakan, bahwa dalam rangka mengembangkan pendidikan dan kebudayaan di kabupaten yang baru berumur 5 tahun itu, pemerintah daerah telah mencanangkan gerakan kembali ke khittah pendidikan. Salah satu wujud implementasi gerakan tersebut adalah menggalakkan materi-materi pelajaran agama di semua sekolah dalam pelbagai jenjang dan jenis lembaga pendidikan yang ada baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Di samping itu, juga dicanangkan program “Maghrib Mengaji” dan “Bulan Maulid sebagai Bulan MTQ”. Untuk kedua kegiatan ini pemerintah telah mendorong masyarakat untuk membentuk TPQ di setiap dusun serta mensuport pendanaannya melalui anggaran dan belanja daerah. “Program ini adalah langkah awal pengembangan pendidikan dan kebudayaan di KLU. Dimana program tersebut kita dorong secara kontinyu dan berkelanjutan supaya kita menuai hasilnya di masa mendatang,” ujar sekda.
Hampir senada dengan Sekda, Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Lombok Utara Drs. H. Suhrawardi, M.Pd, mengatakan, demi mewujudkan pencanangan gerakan kembali ke khittah pendidikan itu, pihaknya telah melakukan pelbagai upaya seperti pemberantasan buta aksara lewat program kerja paket dan keaksaraan fungsional bagi masyarakat yang telah dilaksanakan di pelbagai lapisan masyarakat KLU. Di samping itu juga membenahi sarana-prasarana pendidikan seperti penambahan ruang kelas baru, pengadaan perpustakaan sekolah, pengadaan musholla di setiap sekolah maupun peningkatan kapasitas pelaku pendidikan seperti peningkatan kualitas guru lewat uji kompetensi guru, pemberian tunjangan fungsional, diklat kurikulum dan manajemen kependidikan serta pemberian sertifikasi kepada guru yang dinilai layak dan kompeten serta meningkatkan kemampuan guru dalam bidang informasi dan teknologi. “Tujuan kita sejauh ini bagaimana para pelaku pendidikan di Lombok Utara terutama guru agar lebih cekatan dalam mengajar dan mendidik, selain mereka juga mesti ramah IT agar tidak gagap teknologi canggih,” tutur Suhrawardi.
Sedangkan Nursida Syam, mengungkapkan, wujud gerakan kembali ke esensi pendidikan itu dapat ditempuh melalu banyak cara tidak saja lewat lembaga pendidikan formal, namun pendidikan informal dan nonformal juga berperan penting. “Berbicara khittah berarti berbicara makna hakiki pendidikan itu sendiri,” cetusnya. Oleh karena itu, perlu ada aksi nyata di lapangan, bukan sekedar konsep apalagi retorika semata. Ia kemudian mencontohkan sekolah alam yang diasuhnya juga termasuk usaha nyata dari pemaknaan kembali ke esensi pendidikan. Lembaga pendidikan apapun jenisnya harus mampu mewujudkan insan yang humanis, intelektualis, religius, bermoral tinggi dan berakhlak mulia. “Yang terpenting dari pendidikan itu adalah peserta didik itu tidak tercerabut dari akar budaya, bermoral, punya akhlak yang baik serta mengutamakan sopan santun dalam setiap gerak nafas kehidupannya.                       
Setelah acara sarasehan usai, acara dilanjutkan dengan kegiatan saling bermaaf-maafan antara mahasiswa IPMLU, pemerintah daerah dan alumni IPMLU Yogyakarta serta para tamu undangan yang hadir. Acara yang dimulai sejak pukul 09.00 pagi itu diakhiri dengan makan siang bersama sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas segala karunia nikmat yang selama ini telah diberikan kepada hamba-Nya. (dj)




Tidak ada komentar: