MEDIA LOKAL RAMAH & AKURAT

Sabtu, 31 Agustus 2013

Foccus Group Discussion, Membangun Budaya Industri Lewat Pendekatan Kultural




GANGGA – KM SAMBIWARGA, Salah satu ciri era otonomi daerah adalah tumbuhnya budaya industri di masyarakat baik industri besar, sedang, dan industri kecil yang punya beragam pendekatan baik budaya, sosial maupun pendekatan ansich ekonomis. Pasalnya budaya industri merupakan keniscayaan, memiliki kekuatan dan peran tersendiri dalam membangun daerah. Oleh karenanya sangat penting menumbuhkan aspek tersebut dalam kehidupan masyarakat guna membentuk karakter, daya saing dan SDM yang handal serta profesional sehingga dapat berkompetisi di kancah persaingan global saat ini berlandaskan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan hidup di dalam kehidupan masyarakat itu sendiri. Demikian intisari Fokus Group Discussion yang diselenggarakan Taman Budaya NTB di aula Kantor Bappeda Kabupaten Lombok Utara, kemarin.
FGD ini menghadirkan tiga pembicara, masing-masing akademisi Unram, Dr. HM. Sukri, M.Hum., Kepala Bidang Ekonomi Lombok Utara dan Pemerintah Provinsi NTB. Dalam pemaparannya, HM. Sukri menjelaskan, membangun budaya industri di tengah masyarakat harus diawali dengan pembangunan SDM. Jika hal itu tidak dilakukan, maka program membangun budaya industrial hanya akan menjadi retorika belaka. Pasalnya, budaya industri itu ditandai persaingan yang ketat dan keunggulan komparatif. Oleh karenanya diperlukan SDM yang handal, cakap, terampil dan profesional. “Jika program ini ingin benar-benar diwujudkan, maka pemerintah dan semua elemen daerah harus serius dan berkomitmen melaksanakannya secara simultan. Mesti adanya pembinaan yang terus menerus dan berkelanjutan. Jika hal-hal ini dikesampingkan, maka program ini cuma isapan jempol belaka,” terangnya.   
Sementara itu, Kepala Bidang Ekonomi KLU, Wartawan, A.Md, mengungkapkan, untuk mewujudkan program tersebut, langkah nyata yang ditempuh pemerintah adalah memberikan peluang dan mendorong masyarakat untuk membentuk lembaga-lembaga usaha kecil dan menengah berdasarkan potensi ekonomi lokal. kemudian, lembaga yang ada dibantu dan bina baik modal maupun peningkatan kapasitas SDM. Selain itu, pihaknya juga sedangkan membangun lokasi pemusatan produk-produk UKM masyarakat di atas tanah seluas 1 hektar lebih. Lokasi itu diberinama Pasar UKM Lombok Utara, semacam artshop atau showroom sebagai tempat menampung produk-produk lokal. kemudian langkah selanjutnya, pemerintah telah membangun jejaring pasar agar produk-produk itu dapat dijual dengan harga yang tinggi. “Kami telah melakukan beberapa hal di atas. Insya allah tahun depan sudah bisa digunakan,” tandasnya.      
Sedangkan pemerintah Provinsi NTB lebih menyoroti strategi pemasaran dan bentuk-bentuk disain produk. Menurutnya, disain produk mesti disesuaikan dengan permintaan pasar tak bisa bergantung pada selera sendiri. Intinya, produk harus dikemas dengan sedemikian rupa dan sesuai permintaan konsumen. “Harus memperhatikan faktor demand pasar, bukan sebaliknya. Disamping juga memperhatikan harga penawaran dari pasar (supply marketable),” ujarnya. Tapi yang paling penting dalam budaya industri itu adanya komitmen yang kuat untuk merencanakan dan menjalankan jenis-jenis industri yang dijadikan icon khas daerah, tanpa itu maka hanya mimpi belaka saja. “Harus adanya komitmen dan kerja keras elemen-elemen daerah untuk mengusung dan mengawal secara bersama-sama program yang telah dicanangkan,” ketusnya mengakhiri. (sdi)  
                  

Tidak ada komentar: