MEDIA LOKAL RAMAH & AKURAT

Sabtu, 03 Agustus 2013

Pemda KLU Perlu Bidik Agrowisata


GANGGA - KM SAMBI WARGA, Lombok Utara memang cocok menyandang predikat lumbung wisata alam, pasalnya hampir di semua kecamatan memiliki alam yang indah dan memikat mata memandang, misalnya lahan pertanian. Lahan pertanian setidaknya di tiga kecamatan punya keindahan yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Di Kecamatan Gangga lahan pertanian masyarakat cukup prospektus dijadikan destinasi wisata, selain luas juga  membentang dari timur sampai ke barat. Lahan pertanian di wilayah ini cukup luas, eksotik dan simpan pesona yang menawan.
Potensi alam ini tidak pelak menjadikan Kecamatan Gangga sebagai wilayah potensi wisata pertanian (agrowisata) yang punya posisi tawar tinggi. Di antara wilayah di Gangga yang mengintip peluang besar dijadikan agrowisata adalah Desa Rempek. Wilayah desa setempat merupakan salah satu lumbung wisata pertanian dan sangat berpotensi menjadi destinasi wisata karena posisinya cukup strategis sehingga cocok sebagai daerah tujuan wisata dengan icon utamanya hamparan lahan pertanian yang membentang cukup luas dengan iklim yang sejuk.
Sektor pariwisata dapat dikembangkan dengan konsep pemaduan keindahan alam lahan pertanian masyarakat. Wisata ini akan sangat potensial menyumbang PAD bagi daerah disamping menjawab kekurangan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Di samping destinasi tersebut, Gangga juga mempunyai daya tarik wisata budaya dan wisata religi seperti kesenian tradisonal, tarian tradisional, musik tradisional, bengunan bersejarah, benda-benda mistik dan sebagainya.
Namun tampaknya pengembangan wisata pertanian (agrowisata) masih belum terbidik dengan baik sehingga kelihatannya amburadul dan tak memiliki nilai wisata yang bisa memberi manfaat bagi masyarakat. Ini karena belum dikelola dengan konsep yang jelas dan manajemen terorganisir. Padahal, jika dikelola dengan konsep yang jelas dan manajemen yang baik maka potensi menuju agrowisata yang andal amatlah menjanjikan.
Pendeknya, Gangga memiliki sejumlah simpul wisata alam yang bisa dijadikan paket agrowisata menarik. Maka sepatutnya wilayah ini mengembangkan wisata agro sebagai trademark wisata, dimana primadona wisatanya – lanskap pertanian – pemanfaatan lahan pertanian untuk objek wisata. Membidik konsep wisata yang integral dengan pemanfaatan lahan pertanian sebagai objek wisata. (sdi)

Memelihara Kearifan Lokal Lewat Gendang Beleq


GANGGAKM SAMBI WARGA, Setiap daerah di Indonesia memiliki kekayaan budaya tersendiri yang beraneka ragam sebagai bukti otentik dari pluralitas bangsa. Pluralitas itu juga tampak dari pelbagai jenis kearifan lokal yang hidup dan tumbuhkembang di pelbagai daerah di tanah air, salah satunya Lombok Utara Nusa Tenggara Barat.
Lombok Utara sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia juga memiliki aneka kearifan lokal baik budaya, bahasa, kesenian, keyakinan, suku, dan lain-lain. Satu di antara kearifan lokal itu berupa gendang beleq. Gendang Beleq merupakan jenis kesenian sasak termasuk masyarakat sasak Lombok Utara khususnya masyarakat Kecamatan Gangga.
Gendang Beleq termasuk perkakas kesenian lokal masyarakat dayan gunung yang dipergunakan sebagai hiburan, karena kesenian ini sering tampil untuk menghibur masyarakat terutama bagi warga yang memiliki hajat gawe (nyongkolang dan sunatan maupun keperluan lain). Kesenian ini memiliki nilai kearifan lokal tinggi. Gendang beleq mempunyai peralatan seperti gong, gendang, kemong, ceng-ceng, gender dan seruling. Di tengah kemajuan zaman yang berkembang pesat saat ini perlu upaya memelihara item-item budaya lokal guna menghindari agar tidak tergerus oleh kemajuan zaman yang kian modern dan makin edan. Urgensi mempertahankan kearifan lokal sebagai buah budaya tradisional karena terbukti telah banyak warisan budaya ditinggalkan oleh generasi kita. Banyak sekali kita lihat generasi muda lebih senang dan menyukai budaya barat ketimbang budaya nenek moyangnya, padahal itu membuat mereka lupa diri dan tidak mengenal jati diri.
            Contoh kasus generasi muda zaman sekarang lebih suka musik rock dan pop ketimbang musik dangdut, padahal dangdut merupakan musik asli ciptaan bangsa kita. Mereka juga lebih menyukai band-band berbau westernis ketimbang musik ketimuran yang sebenarnya lebih mengangkat nilai-nilai kehidupan ketimuran (keindonesiaan - kesasakan). Generasi dayan gunung juga tak dapat ditampik sudah terjangkiti virus kebaratan sehingga bisa kita saksikan mereka lebih senang dan gila dengan budaya global yang justru bertendensi merusak mental mereka. Beberapa gambaran di atas adalah contoh nyata betapa generasi kita lupa terhadap warisan nenek moyangnya.
            Dalam kaitan ini, maka menanamkan kecintaan generasi muda terhadap gendang beleq merupakan salah satu upaya yang dapat ditempuh guna memelihara nilai-nilai kearifan budaya lokal agar tidak lekas punah dan ditinggalkan oleh pewaris aslinya. Gendang beleq memang hanya bagian kecil saja dari cara yang bisa dilakukan untuk mempertahankan budaya lokal yang ada di tengah masyarakat kita. Masih banyak perkakas budaya lokal lain yang juga memiliki nilai kearifan yang tinggi. Gendang beleq adalah fenomena menarik belakangan ini telah menyedot banyak kalangan – tua – muda – di tengah masyarakat dayan gunung, sehingga perlu dilestarikan dan dipelihara kelangsungannya supaya tak cepat tergerus oleh kesenian modern. Seni ala kebaratan sebenarnya alat ampuh bagi bangsa barat untuk mengikis kesenian tradisional. Kesenian modern itu tak lebih dari – sempalan bahkan kedok belaka – bangsa-bangsa barat untuk menjajah mental generasi kita (bangsa Indonesia).
            Maka, menumbuhkan rasa cinta generasi muda terhadap kesenian tradisonal (gendang beleq misalnya) dengan cara melatih, mengajari, menanamkan pemahaman mereka niscaya dibutuhkan agar warisan leluhur nenek moyang kita tidak tercerabut dari benak dan mental generasi muda. Mentalitas mereka perlu dijejali dengan nilai-nilai budaya asali supaya mereka tidak kehilangan jati diri dan orisinalitas budaya. Sehingga, akhirnya generasi kita dapat mencintai, memelihara, merawat dan mempertahankan akar budaya leluhur mereka yang orisinil dan sarat nilai kehidupan. (dj) 

Buah Belajar Tekun, Rama Raih Prestasi 3 Besar di NTB



 RAMA HASANI
GANGGAKM SAMBI WARGA, Ketekunan RAMA (18) asal San Baro Bentek dalam belajar selama ini akhirnya membuahkan hasil membanggakan, pasalnya dalam ujian nasional April lalu ia meraih prestasi 3 besar nilai UN di Nusa Tenggara Barat. Keberhasilan ini patut dirayakan. Betapa tidak, siswa yang menimba ilmu di Madrasah Aliyah Khusus Hamzanwadi Pancor ini menghabiskan hari-harinya dengan belajar. Hari-harinya diisi dengan membaca. Tiada waktu tanpa belajar. Memang, tidak dapat disangkal kesuksesan anak dalam hidupnya ditentukan banyak faktor, salah satunya dorongan orang tua. Dan memang begitu, orang tua harus memotivasi dan menstimulasi kemampuan anak sejak dini agar menemukan karakter dan kemampuannya. Anak harus didorong agar dapat menggali dan mengembangkan bakatnya sejak kecil. Perhatian orang tuanya dirasakan betul oleh siswa bernama langkap Rama Hasani ini. Berkat kerja keras dan ketekunannya yang lebih dalam belajar, Rama dapat menggondol prestasi yang bagi kebanyakan siswa sebayanya amat susah untuk dicapai. Anak  kelahiran Lombok Utara ini kerap didorong oleh bapaknya supaya membiasakan diri belajar, menyerap pengetahuan lewat buku sehingga harus memperbanyak intensitas membaca. “Bapak kerapkali menyuruh saya belajar dengan membaca buku terutama buku-buku yang membangun wawasan. Sampai saat ini, saya tidak bisa menghitung berapa banyak buku yang telah saya baca. Saya yakin banyak membaca maka akan semakin luas pengetahuan yang kita miliki,” cetus Rama saat ditanya Sambi Warga di rumahnya (29/07).
Rama bercita-cita ingin jadi orang besar di Lombok Utara setidaknya di kampung halamannya. Berangkat dari cita-cita itulah, ia berusaha keras mengisi waktunya dengan belajar, membaca buku-buku pelajaran disamping buku-buku yang dapat mengembangkan wawasan. Ia juga tak ketinggalan membaca buku yang inspiratif ketika sedang libur sekolah. Padahal, saat duduk di bangku sekolah dasar, seruan bapaknya  untuk rajin belajar dan membaca buku diresponnya dengan oga-ogahan. “Buku-buku koleksian Rama cukup banyak, mayoritas adalah kitab, sebagian lainnya bahasa dan sastra. Saya memang sangat menyukai kitab dan buku-buku sastra,” tuturnya sambil tersenyum.
Selepas dari MAK Hamzanwadi, Rencananya Rama akan mendalami kajian kitab kuning Ma’had Darul Qur’an wal Hadits Pancor guna mengasah kemampuannya menguasai isi kitab kuning. Selanjutnya selepas belajar kitab rencananya ia hendak melanjutkan studinya ke Timur Tengah. (dj)