MEDIA LOKAL RAMAH & AKURAT

Rabu, 27 Februari 2013

Akhir Maret, Lima Dusun Gelar Pilkadus Serentak

Suasana Rapat Kerja Panitia MTQ Desa Bentek

GANGGA (KM Sambi Warga), Setelah dua bulan lalu masyarakat Desa Bentek menggelar pesta demokrasi pemilihan kepala desa untuk memilih pemimpin yang menahkodai siklus pembangunan di wilayah setempat, dimana perhelatan itu sempat menjadikan suasana hidup  bermasyarakat tegang, kini giliran lima dusun di Bentek juga akan mengadakan hal sama yaitu pemilihan kepala dusun yang juga memiliki tujaun sama ‘memilih pemimpin’ yang mampu mengawal dan menjalankan program pembangunan di level dusun. Kelima dusun yang bakal menyelenggarakan perhelatan demokrasi itu terdiri dari Dusun Batu Ringgit, Selelos, Buani, Luk Pasiran dan Baru Murmas.
            Meski Pilkadus dijadwalkan pada akhir Maret nanti, namun beberapa wilayah yang akan menghelat pesta demokrasi ini sudah menampakkan iklim politik yang cukup hangat dan eforis sekaligus gejala pertarungan yang sengit. Pasalnya, tokoh-tokoh di beberapa dusun bersangkutan telah melakukan kampanye politik sejak dua bulan lalu. Pun para bakal calon juga tampak melakukan hal serupa, sehingga diprediksi kontestasi pemilihan berlangsung sengit serta kompetisi antara para bakal kandidat juga ketat. Indikasinya banyak pihak mensinyalir persaingan tak terelakkan dibumbui oleh kepentingan masing-masing bakal calon dan tim pemenangannya. 
Suhu politik ini diamini oleh Putrawadi ketika dikonfirmasi Jurnalis Sambiwarga saat rapat kerja Panitia MTQ Desa Bentek di aula kantor desa setempat, kemarin (27/02). Menurutnya, Pilkadus yang akan diselenggarakan di lima dusun tersebut akan berlangsung seru. Namun yang terpenting, lanjutnya, Pilkadus merupakan  suatu proses pembelajaran berpolitik dan berdemokrasi bagi masyarakat. Hal ini penting diperhatikan oleh semua elemen masyarakat terutama generasi muda sebagai calon pemimpin masa depan harus cermat membaca proses demokrasi. Aktivis Dewan AMAN NTB ini berharap agar Pilkadus tak terlalu dimuati kepentingan-kepentingan tertentu, sebab demokrasi mengajarkan manusia bersikap arif untuk memilih calon pemimpin yang mampu membangun masyarakat menjadi lebih baik dan maju. “Proses demokrasi harus dijalankan dengan niat membangun agar kehidupan masyarakat menjadi lebih baik, maju, dan sejahtera. Apalagi di tengah globalisasi zaman serba kompleks ini, demokrasi mestinya dipraktekkan sesuai perkembangan zaman,” urainya. Putrawadi juga menceritakan, proses berdemokrasi di Desa Bentek termasuk level dusun mulai mengemuka dan berkembang pesat setelah terjadinya pergantian kepemimpinan desa tahun 1999 dari rezim otoriter ke rezim elegan-demokratis.
Di era sebelumnya, sambung Put, demokrasi di wilayah desa setempat vakum dan mati suri yang ditandai dengan demokratisasi masyarakat terpasung. Ini terjadi karena pada era orde baru hak-hak asasi masyarakat dibungkam oleh pemerintah mulai dari level teratas hingga level terbawah. Namun, gaung reformasi 1998 yang bergema sampaii ke pelosok-pelosok nusantara membuka kran demokrasi terbuka lebar, dan waktu ke waktu semakin eforik pada semua proses-proses demokrasi, baik pemilihan legislatif, presiden, gubernur, bupati/wali kota, kepala desa hingga kepala dusun.
Di tempat terpisah Kepala Desa Bentek, Warna Wijaya, menuturkan keterbukaan dan kebebasan berdemokrasi termasuk Pilkadus mulai menyeruak di ruang publik sejak era yang historis itu menggema di setiap sudut penjuru mata angin. Dikatakannya, sebelum momentum paling bersejarah tersebut lepas landas di Indonesia, demokrasi berpolitik dan demokratisasi masyarakat tertutup rapat, namun angin segar segera muncul setelah reformasi digaungkan para tokoh reformis nusantara. “Sesungguhnya apapun jenis proses demokrasi itu harus diberi ruang yang bebas, terbuka dengan seluas-luasnya, karena prinsipnya tidak satu pun orang boleh  menghalanginya karena hal itu bagian dari hak asasi manusia yang paling hakiki,” ujar Warna. Akan halnya dengan Putrawadi, ia juga berharap supaya proses-proses demokrasi yang tumbuh di tengah kehidupan masyarakat Desa Bentek mesti didorong dan ditumbuhkembangkan agar kedewasaan demokrasi itu terwujud, sehingga masyarakat beserta varian-varian kehidupannya menjadi lebih maju, elok, elegan, demokratis, selaras dan beradab. Kendati begitu, tingkat demokratisasi masyarakat Bentek sudah terbangun dengan baik, sehingga potensi ini perlu dikembangkan agar terus hidup dan bersenyawa pada diri setiap orang sehingga kehidupan masyarakat lebih maju dan bermartabat guna menunjang tercapainya taraf masyarakat yang madani sebagaimana cita-cita reformasi. (Dj) 

Tingkatkan Kualitas Pendidikan dengan Konsep Sistem Terpadu


Foto Guru SDN 5 Bentek



GANGGA (KM SAMBI WARGA), SDN 5 Bentek merupakan satu-satunya sekolah dasar favorit di Desa Bentek Kecamatan Gangga. Sekolah ini berhasil karena menerapkan manajemen sistem terpadu dalam pengelolaannya.
Sekolah ini sebelumnya tergolong sebagai sekolah yang masih diragukan mutunya. Predikat ini disandang melihat kinerja manajerial sekolah yang masih dibawah rata-rata. Namun, kini predikat itu telah berubah total setelah pihak pengelola berspekulasi mengubah pengelolaan sekolah dengan menerapkan sistem manajemen terpadu.
Menurut Kepala SDN 5 Bentek, I Putu Kaler, S.Pd.SD, keberhasilan sekolahnya selama ini tidak bisa diukur secara parsial tapi harus diukur secara komprehensif dengan cara pandang yang luas. Semua penilaian tergantung masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya. Jika dinilai baik, maka pihak sekolah harus bersyukur dan menjadikannya sebagai motivasi untuk tetap mempertahankan kualitas sekolah tersebut.  
Selama ini kata Kaler, pihaknya sudah memberikan yang terbaik bagi siswa dan masyarakat. Pengelolaan manajemen dengan sistem terpadu di sekolah yang dipimpinnya telah mengantar semuanya menjadi sekarang ini. Dia bersama para guru di sekolahnya telah berkomitmen untuk selalu berkoordinasi dalam setiap hal. Sehingga, tidak ada satu pun hal yang diputuskan secara otoriter. “Intinya, Kami menerapkan sistem kekeluargaan dan demokrasi. Semua persoalan dipecahkan dan diputuskan bersama,” pungkasnya.
Alhasil, sekolah ini mampu meraih banyak prestasi. Buktinya, pada perlombaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) dan Mata Pelajaran Tahun Pelajaran 2013/2014 yang diselenggarakan oleh Gugus II Gangga di SDN 2 Bentek, sekolah ini mampu meraih banyak prestasi, misalnya Juara I Cerdas Cermat Mata Pelajaran PSPkn, Juara I Cerdas Cermat Matematika dan IPA, Juara I Lompat Jarak Pendek, Juara I Lari Jarak Jauh, dan Juara II Olahraga Sepak Bola serta masih banyak juara-juara seterusnya.
Tidak hanya sekali sekolah ini menggondol prestasi. Olimpiade matematika saja sudah bebera kali mendapatkan juara. Diantaranya pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Tahun Pelajaran 2011/2012 yang diselenggarakan oleh Gugus I Gangga, sekolah ini mendapat prestasi yang memuaskan. Rata-rata juara I. “Masih banyak lagi prestasi yang kita peroleh. Juara harapan belum kita hitung,” ketus Kaler.  
Atas semua prestasi ini, sambung Kartoriadi, salah seorang guru di sekolah setempat, mengaku menyerahkannya kepada masyarakat untuk menilai. Jika memang dikatakan baik, maka pihak sekolah akan tetap menjadikan semua penilain itu sebagai motivasi untuk lebih baik, lebih berprestasi dan lebih maju lagi di masa mendatang. Yang pasti tandas, Karto, aturan di sekolahnya dijalani secara fair. Jika ada siswa, guru bahkan kepala sekolah datang terlambat setelah apel pagi, maka tak diizinkan masuk. “Nah seperti itulah yang kami lakukan selama ini. Ke depan akan kita tingkatkan semangat untuk berprestasi menjadi lebih baik lagi. Kami ingin menyandang predikat favorit selamanya,” tegas Kartoriadi. (Dj)       
               

Minim Pembinaan, Berjualan untuk Cukupi Kebutuhan Keluarga

Perkumpulan Pengusaha Kerupuk Lowang Sawak Todo


GANGGA (KM SAMBI WARGA), Berkumpul bukan sekedar bercerita keadaan masing-masing, tetapi mengikat sekaligus menguatkan hubungan emosional sesama anggota. Sikap ini terbangun guna memacu diri dalam kebersamaan. Itulah selaksa makna yang dapat dipetik dari arti sebuah perkumpulan.  
            Ada yang tampak spesial dari perkumpulan kaum hawa yang berlangsung sejak satu tahun lalu di Perkumpulan Pengusaha Kerupuk Lowang Sawak Dusun Todo. Kegiatan rutin yang dilakukan setiap minggu ini memberi makna yang mendalam bagi kelanggengan hidup bertetangga. Mereka rata-rata mengandalkan keuletan agar bisa bertahan hidup di tengah getirnya himpitan ekonomi sebagai dampak krisis ekonomi global yang masih berlangsung hingga saat ini. “Dapur kami sering tidak berasap kalau tidak berjualan. Pemerintah harus memperhatikan kami, ekonomi kami seperti apa. Jangan hanya mengenyangkan perut sendiri. Jangan cuma menjual aset rakyat sebagai produk jualan bagi pemenuhan kebutuhan elit saja,” ungkap salah seorang warga yang enggan diwartakan namanya saat dihubungi, kemarin.
Sebagian besar suami mereka bekerja sebagai buruh kasar, yang penghasilannya sudah barang tentu tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Penghasilan suami mereka berkisar 30 ribu sampai 45 ribu per hari, sementara tanggungjawab yang bergantung di pundak mereka tidak sesuai dengan penghasilan yang diperoleh. Setiap hari mereka membanting tulang dan mengucurkan keringat demi menghidupi keluarga. “Mereka juga sama seperti warga di sekitarnya yang hidupnya berkecukupan. Kalau orang lain sejahtera, ya mereka juga berhak sejahtera,” ketus salah seorang tokoh masyarakat setempat.
Di beberapa kampung lain, profesi serupa juga dilakukan ibu-ibu juga kerapkali  ditemukan. Harapannya, Tuhan memudahkan mereka menuntut rejeki meski hanya dengan berjualan kecil-kecilan yang penting halal ketimbang memeras keringat rakyat dengan merampok kekayaan dan aset-aset rakyat. “Ini lebih baik ketimbang makan keringat orang banyak,” pungkas salah seorang anggota perkumpulan. Namun begitu, mereka tetap berharap adanya kepedulian dan perhatian khusus pemerintah untuk membina usaha yang mereka jalankan. Capaiannya, kedepan usaha yang dikembangkan bisa berkembang dan meningkat sehingga mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan masyarakat umumnya. (anda)

Pembangunan PLTMH Akibatkan Jalan Bentek Rusak Parah

Kondisi Jalan Bentek yang Rusak Parah



GANGGA (KM SAMBI WARGA), Pembangunan yang baik adalah pembangunan yang tepat sasaran serta bermanfaat bagi masyarakat umum, sedang pelayanan yang baik merujuk pada ketetapatan dan kemudahan bagi setiap orang untuk mengakses dan memanfaatkannya.
Namun tidak demikian yang dirasakan masyarakat Desa Bentek Kecamatan Gangga. Adanya pembangunan proyek listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) di wilayah setempat justru bertolak belakang dengan tujuan pembangunan itu sendiri. Pembangunan mega proyek yang rencananya dijadikan mercusuar pembangunan di dayan gunung malah menjadi malapetaka baru bagi masyarakat setempat. Pasalnya, aktivitas konstruksi yang telah dimulai sejak dua tahun lalu menimbulkan dampak negatif bagi sebagian besar warga Bentek khususnya masyarakat yang berada di wilayah Dusun Dasan Bangket dan Dusun San Baro.
Kenapa tidak? Semenjak aktivitas penggarapan dari segara 1 hingga segara 2 kondisi jalan sepanjang kurang lebih 5 km begitu buruk. Terlebih lagi pada musim hujan seperti saat ini. banyak sekali ditemukan badan-badan jalan yang rusak berat, berlubang, dan berlumpur dimana kemiringannya hampir seperti jurang yang amat terjal. Ruas-ruas jalan pun banyak yang ambles terutama yang berada di pinggiran jurang kali segara. Hal ini diakibatkan oleh aktivitas dam-dam truk pembawa material galian alat-alat berat yang beroperasi semenjak setahun lalu. Terkait persoalan ini pihak PT. Suar Investindo Capital dan PT. Hutama Karya sebagai pelaksana konstruksi sepertinya sama sekali tidak peka terhadap situasi yang sungguh  memperihatinkan tersebut, padahal infrastruktur jalan merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat. Sampai berita ini diwartakan tidak ada tanda-tanda akan adanya tindakan yang diambil perusahaan untuk mengatasai kondisi jalan yang sangat parah tersebut, malahan terkesan adem ayem dan menutup diri. Bahkan ironisnya lagi, banyak pengguna jalan baik pengendara sepeda motor maupun pejalan kali termasuk anak-anak sekolah acapkali jatuh dan terperosok, akibatnya mereka sering mengeluh atas kondisi jalan yang memilukan itu. Hal ini membuat para orang tua terpaksa mengantar anak mereka pulang pergi jika hendak ke sekolah.
Alih-alih meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, pembangunan yang digalakkan oleh Pemerintah Lombok Utara ini malah menyengsarakan rakyat. Proyek raksasa yang dicanangkan sebagai sumber tenaga listrik bagi daerah dayan gunung laiknya akan sulit mendapat kepercayaan masyarakat. Karena semenjak proses sosialisasi hingga konstruksi setahun lalu sudah menimbulkan banyak masalah bagi masyarakat sekitarnya. Seharusnya PT. SIC sebagai pemilik mestinya memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) kerja yang ketat baik dalam hal kewajiban memberikan pelayanan pada saat pembangunan sedang dijalankan maupun setelah proyek jadi dan beroperasi nantinya. Bentuk pemberian pelayanan saat konstruksi misalnya tersedianya tenaga ahli di bidangnya guna menangani setiap masalah teknis maupun non teknis yang terjadi di lapangan. Tetapi sepertinya aktivitas konstruksi proyek yang sedang dilakukan saat ini tidak memiliki tenaga dimaksud sehingga banyak permasalahan timbul. Hal ini patut dipertanyakan karena permasalahan yang ada sejak setahun lalu hingga kini belum ditangani oleh perusahaan.  
Fakta-fakta tersebut belakangan ini santer mengemuka dan mewacana di mata publik Bentek karena banyak sekali ditemukan keluhan masyarakat sekitar lokasi proyek terkait tak bersahabatnya pihak perusahaan terhadap warga yang dilalui water way. Pihak perusahaan seakan ekslusif, arogan, pongah, angkuh dan egois atas kecongkakan yang diperlihatkannya selama ini kepada masyarakat sekitar seperti warga Anjah.
Menurut salah seorang warga Anjah, Siarti, sejak pertama kali PT.Suar Investindo Capital menancapkan taringnya di Bentek semenjak itu pula arogansi dan kepongahannya mulai tampak. Pasalnya, warga berkali-kali meminta tanggungjawab perusahaan terhadap permasalahan-permasalahan yang mereka timbulkan, namun hingga kini mereka tetap saja kukuh pada sikap congkak dan egoistisnya. Ini tampak lewat tidak digubrisnya permintaan warga setempat atas bahaya longsor yang sewaktu-waktu mengancam jiwa dan harta benda mereka karena aktivitas konstruksi jalur water way berjarak 72 m di atas permukiman mereka dengan kemiringan tegak lurus. Warga menuntut supaya perusahaan memindahkan jalur water way itu. Tuntutan ini telah disampaikan semenjak setahun lalu, namun kenyataannya sampai berita ini wartakan, pihak perusahaan belum merespon positif.  Oleh karenanya, wajar bila warga Anjah berang dan kebakaran jenggot, sebab sudah cukup lama persoalan ini tidak  mendapat respon yang positif.   
Meskipun begitu, ujar Mariadi, pihaknya masih tetap optimis dan terus berjuang agar tuntutan mereka dapat dikabulkan pihak peruahaan. Ia berharap, mudah-mudahan apa yang disampaikannya dapat mewakili keluhan dan harapan warga Anjah yang lain. Dan, sudah saatnya PT. Suar Investindo Capital mendengarkan segala macam keluh kesah warga Anjah sebagai bahan refleksi untuk berbenah diri dalam mengimplementasikan pelayanan di satu sisi dan mempertanggungjawabkan kewajiban di sisi yang lain supaya kepercayaan warga Anjah dan masyarakat Bentek umumnya kepada PT. SIC tidak sirna. (Poet)
                                            

Musabaqah Tilawatil Qur’an Isi Alqur’an Supaya Terimplementasi Sehari-Hari


Rapat Pembentukan Panitia MTQ Desa Bentek


GANGGA (KM SAMBI WARGA), Ajakan untuk senantiasa mengamalkan isi Alqur’an dalam kehidupan sehari-hari pada umat Islam di Desa Bentek disampaikan oleh Kepala Desa Bentek, Warna Wijaya, pada rapat pembentukan Panitia Musabaqah Tilawatil Qur’an Desa Bentek di Aula Balai Penebeng Todo, (Sabtu, 23/02).
Pengamalan/pelaksanaan isi Alqur’an setiap hari dalam kehidupan seorang muslim adalah cara ampuh untuk meraih kehidupan yang lebih berkwalitas dari sisi nilai dan budaya. Keteraturan individu akan tercipta dengan serasi yang bisa membawa pada keteraturan hidup bermasyarakat. Umat Islam mempunyai ajaran yang dapat membawa pada kemajuan umat dalam taraf hidup di dunia. Namun, situasinya saat ini berbalik, umat non muslim yang mengalami kemajuan pesat. Hal ini ucap Kades yang baru sebulan dilantik ini dikarenakan pelaksanaan ajaran dalam Alqur’an oleh umat Islam sendiri tidak banyak dilakukan, sedangkan umat di luar Islam meski tidak memiliki Alqur’an tetapi menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya lewat ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an tahun ini, ia berharap agar umat Islam desa setempat mengimplementaskan isi kandungan Alqur’an dalam rutinitas kehidupan sehari-hari.
Di samping itu, pemaknaan terhadap bacaan Alqur’an yang kerap dibaca namun tidak dimaknai artinya oleh masyarakat kebanyakan. “ Selama ini kita cuma membaca Alqur’an saja, tanpa kita pahami apa yang terkandung di dalam Alqur’an itu sendiri, ” bebernya.  
Warna meyakinkan bila makna yang terkandung dalam kitab suci agama Islam ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka hidup akan menjadi lebih berkwalitas dan lebih mulia baik di dunia dan di akhirat kelak.
Pemerintah, sambungnya, telah berkomitmen kuat mengajak masyarakat agar melek  Alqur’an, salah satunya melalui pagelaran musabaqah tilawatil qur’an yang rutin diadakan setiap tahun di Lombok Utara sejak menjadi daerah otonom baru di NTB empat tahun lalu. Tujuannya, selain menekan jumlah buta aksara Alqur’an juga supaya umat selalu bersikap dan berperilaku sesuai dengan sumber aturan dalam Islam tersebut.
Sementara itu, Ketua Panitia MTQ Desa Bentek, Putrawadi, dalam sekapur sirihnya mengajak tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh adat se-Bentek untuk memulai membangkitkan gairah membaca Alqur’an pada anak cucu sejak dini, khususnya pada bulan Ramadhan. Tampak hadir pada acara pembentukan Panitia MTQ itu ialah BPD Bentek, Penghulu Desa Bentek, Tokoh Perempuan dan mahasiswa KKN Unram Periode I tahun 2013. (anda)                     

Selasa, 26 Februari 2013

Pengembangan Agrowisata Gangga Baru Sebatas Retorika

Salah satu objek pengembangan Agrowisata


GANGGA (KM SAMBI WARGA), Lahan pertanian dan perkebunan yang luas nan eksotik  menjadikan wilayah Kecamatan Gangga potensial untuk pengembangan agrowisata secara maju dan profesional. Diantara wilayah yang serius mengintip peluang besar ini adalah Desa Bentek, Genggelang dan Desa Rempek.
            Ketiga desa tersebut merupakan lumbung keindahan di Kecamatan Gangga yang amat berpotensi menjadi daerah tujuan wisata serta mempunyai posisi cukup strategis sebagai daerah tujuan wisata dengan iconnya Pantai Krakas, Pantai Montong Pall, Air Terjun Kerta Gangga, Air Terjun Pupus, Air Terjun Kakong, Air Terjun Saong, Hutan Adat Buani, Hutan Adat Baru Murmas, Hutan Adat Bebekeq dan Gunung Bogas.
Objek wisata di ketiga wilayah itu termasuk objek wisata alam, objek wisata sejarah, dan objek wisata religi. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor andalan bagi ketiga desa, yang cukup besar menyumbangkan PAD bagi Kabupaten Lombok Utara, meski tidak sebesar kontribusi Senggigi dan Tiga Gili (TraMeNa) di Kecamatan Pemenang. Objek-objek wisata ini disamping menyumbang PAD juga mendatangkan devisa dan mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat tiga desa tersebut.
Pariwisata Kecamatan Gangga pada umumnya masih bertumpu pada penjualan alam dan seni budaya (kesenian tradisonal, tarian tradisional, musik tradisional), belum merambah kepada pariwisata yang diciptakan. Ini karena pengembangan agrowisata masih pada tataran retorika belum masuk kepada konsep yang jelas dan terukur. Padahal, jika didalami secara holistik, potensi ke arah itu amat signifikan. Gangga sesungguhnya memiliki sejumlah simpul wisata yang bisa dijadikan paket agrowisata menarik. Istilah agro wisata ini merujuk pada kegiatan wisata yang berada di kawasan pertanian terutama tanaman perkebunan (kopi, cokelat, cengkeh, dll) maupun tanaman buan-buahan (durian, manggis, rambutan, dll).  
Salah satu daya tarik agrowisata ialah adanya kesempatan bagi pengunjung untuk melihat dan memanen buah dan hasil perkebunan lainnya. Kemudian, hasil panen ditimbang dan dihargai pengunjung sesuai harga yang ditetapkan pengelola/petani. Dengan cara itu, pengunjung memperoleh kepuasan, pengalaman dan kesan mendalam yang tak terlupakan. Sebagai wilayah agrowisata, Gangga sudah sepatutnya mengembangkan wisata agro sebagai trademark wisata. Dengan kata lain, agrowisata adalah salah satu bentuk pariwisata yang objek wisata utamannya yaitu lanskap pertanian. Dengan begitu, dapat dikatakan, wisata agro merupakan wisata yang memanfaatkan objek-objek pertanian.
Agrowisata juga merupakan kegiatan wisata yang integral dengan keseluruhan sistem pertanian dan pemanfaatan objek-objek pertanian sebagai objek wisata, seperti teknologi pertanian dan komoditas pertanian. (anda)                            

Rabu, 20 Februari 2013

Merasa Diancam Bahaya, Warga Minta PT. SIC Pindahkan Jalur Water Way

Teknisi PT. SIC sedang menjelaskan Jalur Water Way PLTMH
di atas Gubug Anjah

GANGGA (KM SAMBI WARGA), Pembangunan mega proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro hingga saat ini sudah mencapai 70 % rampung. Namun, pembangunan ini tampaknya akan menuai banyak kendala dan hambatan, sehingga proses penggarapan proyek tidak berjalan mulus seperti rencana awal. Pembangunan yang dimulai dua tahun silam ini dianulir sebagian kalangan tak berjalan normal. Hal ini dikarenakan masih adanya persoalan yang belum diselesaikan oleh pihak perusahaan, salah satunya adalah belum tuntasnya polemik antara pihak perusahaan dengan warga Anjah terkait konstruksi saluran air (water way) yang berada 72 meter di atas pemukiman warga.
            Berkait penyelesaian masalah yang melibatkan pihak perusahaan dan warga setempat, pemerintah daerah Lombok Utara menggelar rapat untuk mengklarifikasi polemik yang selama ini belum menemukan solusi yang menguntungkan semua pihak. Pemda Lombok Utara melalui Kepala Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat, Anding Dwi Cahyadi, S.STP, MM beberapa hari lalu memfasilitasi pertemuan antara warga Anjah dengan PT. SIC. di Anjah San Baro Desa Bentek. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Hendara Widjaya dan Made Astra (PT. SIC), Lalu Junaidi (PT.HK), Kepala Kesbangpollinmas KLU, Asisten II KLU, PB AMAN RI, Dewan AMAN NTB, Pemdes Bentek, LPM Bentek, TSBD Bentek, Kepala Dusun San Baro, Pengurus BEDIL dan warga masyarakat Anjah. 
Menurut Anding, pertemuan tersebut diharapkan bisa menghasilkan titik temu antara warga dan pihak perusahaan. “Pertemuan ini saya harapkan bisa menghasilkan jalan keluar terhadap persoalan bahaya longsor yang membuat warga merasa terancam akan keselamatan jiwa dan keamanan mereka. Pemda hanya memfasilitasi saja. Perlu diingat bersama di satu sisi pembangunan proyek PLTMH ini harus tetap jalan, sementara keinginan warga Anjah selama ini mereka tuntut juga harus terpenuhi,” ujar Anding mengawali pertemuan.   
Pertemuan yang sudah direncanakan jauh-jauh hari yang difasilitasi pemda ini murni diadakan untuk mengklarifikasi permasalahan yang membuat warga tidak aman menghuni rumah mereka, pasalnya konstruksi water way PLTMH berada 72 meter di atas pemukiman mereka dengan kemiringan 60 derajat. “Warga khawatir terhadap ancaman keselamatan jiwa dan harta benda mereka,” tutur Putrawadi.
Menurur Dewan AMAN NTB ini, fakta lapangan memperlihatkan bahwa apa yang membuat warga merasa was-was atas keselamatan mereka besar kemungkinan akan terjadi bila tidak segera diantisipasi dengan langkah yang tepat, karena topografi medan tanah tempat pembuatan saluran air sangat curam dan terjal yang dipadati oleh batu-batu besar.  Selain itu, lanjut Putrawadi, semua pihak termasuk pemerintah harus peka terhadap apa yang menjadi tuntutan mereka meski pembangunan proyek PLTMH ditujukan untuk kepentingan rakyat banyak. Namun, tidak semestinya harus menelantarkan warga sekitar. “Perusahaan semestinya menyelesaikan kekhawatiran warga. Jangan hanya memikirkan kepentingan sendiri,” sergah Putrawadi yang diriuhi tepuk tangan peserta rapat seraya membeberkan temuan lapangan yang telah dicatat dalam bentuk peta.
Salah seorang wakil warga Anjah, Mariadi, mengungkapkan warga Anjah mendukung penuh pembangunan proyek PLTMH ini, namun tuntutan warga juga harus diperhatikan oleh pihak perusahaan. Jangan sampai rasa keamanan warga selama ini terganggu oleh aktivitas perusahaan. Untuk memberi bukti atas kekhawatiran warga, Mariadi, kemudian menunjukan fakta hasil temuan mereka yang dirilis dalam bentuk peta sederhana saat menyurvei tempat pembuatan saluran air yang berjarak 72 meter di atas pemukiman warga Anjah. “Ini lho fakta lapangan yang membuat kami merasa tidak aman selama ini,” tutur Mariadi seraya menunjuk rencana lokasi saluran air kepada semua peserta rapat. Warga, lanjut Mariadi, punya alasan logis kenapa mereka menuntut keamanan dan keselamatan jiwa kepada perusahaan.
Dengan fakta itulah, sambung Putrawadi, dengan alasan apapun kampung Anjah harus diselamatkan. Untuk itu, Putawadi memberikan solusi agar perusahaan memindahkan  jalur saluran air dengan jarak 183,9 meter dari pemukiman warga. Jarak tersebut adalah titik aman bagi warga Anjah. “Ini demi kepentingan bersama, bukan kepentingan segelintir pihak,” ungkap Putrawadi.
Menanggapi tuntutan warga, Sate Manager PT. SIC, Hendra Widjaya, mengatakan,
sebelum penggarapan saluran air dikerjakan pihaknya telah melakukan kajian yang mendalam. “Tidak serta merta kami melakukan konstruksi saluran di atas kampung bapak-ibu tapi kami telah melakukan kajian konstruksi yang mendalam dengan berbagai ahli konstruksi. Jadi lokasi ini aman bagi warga. Kami melakukan dengan model disain konstruksi yang matang. Kami harap warga tenang. Bila terjadi sesuatu kami akan bertanggungjawab,” pinta Hendra.  Kenapa pihak perusahaan bersikukuh harus dilokasi yang disengketakan warga, menurut Hendra, karena posisi itu aman bagi warga setempat. Terkait permintaan pemindahan jalur yang dituntut warga, pihaknya tidak bisa memenuhi karena solusi itu tak bisa dilakukan PT SIC dan PT Hutama Karya sebagai pelaksana pembangunan. Untuk menjawab persoalan itu pihak perusahaan meminta warga untuk mengawasi pengerjaan konstruksi water way agar tidak terjadi syakwasangka terhadap pihaknya.    
Hampir senada dengan Hendra, Asisten II Pemerintah Daerah Lombok Utara, Ir. Ali Anshari, mengatakan di satu sisi warga ngotot harus pindah jalur, tapi di sisi lain, pihak perusahaan tidak bisa mengabulkan permintaan relokasi jalur tersebut. “Aman versi PT.SIC, tidak aman versi warga,” inilah titik persoalannya ujar Ali. Namun, kata Ali, terkait problem warga Anjah pihaknya memaklumi dan memang harus ada jaminan bagi warga sekitar. “Memang ada tantangan yang perlu kita selesaikan. Kami harap pertemuan ini bisa menghasilkan solusi yang tepat. Hakikatnya proyek harus berjalan dengan aman dan lancar sehingga aman bagi semua. Sebab prinsip pembangunan proyek ini adalah demi kepentingan kita semua. Ia mengandaikan bahwa pembangunan ini dari, oleh dan untuk masyarakat. Ini murni untuk kepentingan rakyat,” ujar Ali Anshari. 
Ali menegaskan bahwa pemerintah bukan hanya memperhatikan perusahaan tapi juga keamanan warga sekitar terutama keselamatan jiwa dan harta benda masyarakat. Menurut Ali, ini merupakan dinamika pembangunan sebab warga bukan saja objek tapi juga subjek dari pembangunan. “Proyek ini jelas untuk kepentingan masyarakat bukan kepentingan pihak tertentu,” ketus Ali. Ia meminta agar masyarakat tidak terlampau jauh berpikir akan dampak negatif pembangunan PLTMH, sebaliknya berpikir tentang dampak positif bagi kemajuan daerah. Bila terjadi kejadian yang tak diinginkan Pemda KLU tak tinggal diam. Jadi klausul kekhawatiran warga akan dijamin baik oleh PT SIC maupun Pemda Lombok Utara.     
   Mempertegas pernyataan Ali, Kamardi, SH, Pengurus Besar AMAN Indonesia, mempertanyakan, bentuk jaminan keamanan bagi warga. PT SIC dan Pemda Lombok Utara perlu mewujudkan jaminan rasa aman yang dijanjikan kepada masyarakat. Untuk itu, perlu adanya pertemuan Tripartit antara pihak perusahaan, pemerintah daerah dan masyarakat demi mewujudkan jaminan keamanan. “Jaminan kemanan itu mesti diwujudkan secara real, bukan hanya retorika belaka,” singgung PB AMAN yang juga mantan Kepala Desa Bentek ini.  
Pertemuan yang memakan waktu dua jam itu tidak menemui jalan keluar karena warga dan PT belum bisa menyepakati hal-hal yang ditawarkan PT SIC dan Pemda Lombok Utara, sehingga pertemuan berakhir deadlock, dimana seluruh peserta rapat menyapakati pertemuan ditunda sampai adanya kesepakatan untuk rapat kembali. (Dj)   

Pesona Tiu Kelep yang Eksotik

TIU KELEP SELELOS DESA BENTEK

 GANGGA (KM SAMBI WARGA), Satu lagi obyek wisata dayan gunung yang mengagumkan para pecinta wisata baik pecinta wisata lokal maupun mancanegara, yakni Tiu Kelep Desa Bentek. Seperti obyek wisata lainnya di Lombok Utara, Tiu Kelep juga memberi warna tersendiri bagi keunikan dunia wisata di daerah ini. Pasalnya wisata ini membuat kita terhenyak seketika saat memandanginya. Tak jarang orang sering berdecak kagum saat melihatnya.  Di samping itu, obyek wisata yang masih alamiah ini mampu memberi stimulus dengan spontan kepada kita akan keindahan alam.  
Objek wisata ini masih segar, airnya jernih dengan warna biru langit. Ketinggian Tiu Kelep ini sekitar 200 meter dari permukaan tanah ditambah debit airnya merembes seperti melambai menyusuri celah-celah lempengan batu yang melekuk tinggi di sekitarnya. Tiu Kelep terletak di San Baro Desa Bentek Kecamatan Gangga.
Tiu Kelep termasuk salah satu deretan wisata alam dayan gunung yang elok nan alamiah sehingga tidak mengherankan kalau banyak orang terpesona dan terbuai dibuatnya terlebih saat kita mendamparkan pandangan dari jarak dekat. Media Sambi Warga mengunjungi wisata ini setelah memperoleh informasi dari warga setempat. Surya salah satu warga menuturkan, Tiu Kelep tergolong sebagai destinasi alam dayan gunung yang memiliki nilai eco-tourism yang tinggi. Ini karena pemandangan alam airnya yang sungguh indah dan membuai. Airnya jernih sebening embun pagi dan kealamian airnya sangat luar biasa,” tutur Surya. Namun sayangnya belum dikenal banyak orang terutama wisatawan mancanegara. Warga lainnya, Seni, menuturkan, keistimewaan Tiu Kelep terletak pada airnya yang terjun bebas dan berkilau bila dipantuli sinar matahari pada pagi hari. “Inilah keindahan istimewa dari tiu ini. Kilauannya yang panoramis, hawa dingin dan airnya kayak embun dibagi hari,” kata Seni. 
Air yang dingin laiknya salju dan melandai dengan rembesan teratur memberi kita suguhan keindahan yang tiada tara. Inilah bedanya dengan wisata alam air terjun lainnya. Pepohonan yang rindang dengan daun yang hijau muda juga menjadi ciri kealamian tiu ini. Objek wisata ini tentu memiliki nilai jual tinggi sebagai obyek wisata yang potensial dipromosikan ke dunia luar.
Untuk mengenalkannya, perlu upaya serius dari banyak pihak agar cepat dikenal dan dikunjungi para wisatawan baik winus maupun wisman. Wisata ini cocok untuk  membuang rasa jenuh bagi pekerja super sibuk.
Destinasi pariwisata ini diyakini warga di sekitarnya dapat menggenjot pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata. Tinggal bagaimana upaya dan strategi yang diterapkan oleh stakholders terkait (masyarakat dan pemerintah). Warga sekitar juga yakin objek wisata ini mampu memberikan kontribusi besar terhadap akselerasi pembangunan di kabupaten bersesanti “Tioq Tata Tunaq”. Tak ayal daerah otonom baru di bumi gogo rancah ini memiliki banyak aset yang bisa membuat naluri wisata orang bangkit dengan spirit keindahan yang cukup elok sehingga diyakini dapat memacu tercapainya kemajuan daerah khususnya di bidang pariwisata.
Untuk mengakses wisata ini tidak sulit, jalan menuju lokasi bagus dengan waktu pendek. Jarak tempuhnya kira-kira 15 km dari Tanjung baik menggunakan jasa roda empat atau roda dua. Setelah sampai di wilayah setempat kita bisa minta bantuan warga sekitar.
Pelbagai jenis objek wisata yang ada di paer bumi Tioq Tata Tunaq pada prinsipnya adalah aset luar biasa sebagai modal membangun Lombok Utara karena dapat menambah nilai plus bagi dunia kepariwisataan dayan gunung. (DJ)
.