MEDIA LOKAL RAMAH & AKURAT

Minggu, 23 Juni 2013

SEO Kreatif, Komunitas Pemuda Berpikiran Maju



Komunitas SEO Kreatif
GANGGA (KM Sambi Warga), San Baro Evolusi Kreatif atau biasa disingkat SEO Kreatif adalah komunitas pemuda dusun yang memiliki inisiatif untuk maju dan orientasi berpikir jauh ke depan. Komunitas ini terbentuk pada tanggal 1 Juli 2012 dipelopori oleh 7 pemuda yang berpikiran maju menata masa depan yang gilang gemilang. Awalnya komunitas ini bernama SEO tapi jalan di tempat, sehingga memunculkan pemikiran baru 7 orang pemuda yang manamakan diri “kreatif”, lalu mereka sepakat untuk menambahkan kata “Kreatif” di belakang kata “SEO” sehingga lahirlah “SEO Kreatif”.
            Komunitas ini lahir dilatarbelakangi oleh pelbagai permasalahan yang ditimbulkan sekelompok pemuda, seperti keonaran yang kerap mengakibatkan terganggunya ketertiban masyarakat. Di satu sisi, masyarakat wilayah setempat acapkali memandang mereka sebelah mata seraya memberi julukan sebagai pemuda pembuat onar dan label kuning lain yang sejenis. Tetapi pemikiran untuk mencoba mengubah mereka ke arah lebih baik tidak pernah terbersit dalam pemikiran golongan tua, apalagi mengambil hikmah dari tindakan yang dilakukan pemuda bak jauh panggang dari api.
            Segolongan orang tua di wilayah San Baro yang menganggap diri mereka  intelektualis dan pro perubahan tidak pernah memikirkan penyebab dan akar persoalan mengapa golongan pemuda melakukan tindakan yang mereka labeli “senonoh” dan tidak beretika itu. Mereka hanya bisa melabeli golonan pemuda dengan streotipe negatif saja tanpa mencoba berpikir dan bertindak mencari akar permasalahan sebagai biang keonaran itu. Bahkan, mereka tak pernah berpikir untuk mendekati golongan pemuda secara persuasif, justru mereka keburu men-cap golongan muda dengan label kuning. 
            Di sisi lain, golongan pemuda sebetulnya menginginkan pemberdayaan sosial yang dapat memberi pencerahan bagi mereka menuju masa depan yang sedikit menuai harapan lebih baik kalau tidak dikatakan cerah nan gemilang. Namun, sayangnya pemikiran seperti itu luput dari benak golongan tua. Hal ini sebetulnya yang memicu terjadinya pelbagai gejolak yang ditimbulkan golongan pemuda. Mereka sebenarnya ingin melihat sejauhmana sikap dan tindak tanduk golongan tua untuk memikirkan masa depan mereka yang suram.
            Berbagai label dan streotipe kuning ditambah aneka rona pemikiran yang galau plus kacau balau itu kemudian melahirkan adanya inisiasi dari sekelompok pemuda untuk membentuk sebuah komunitas yang kemudian mereka berinama “SEO Kreatif”. Komunitas ini lambat laun akan berkembang maju seiring arah waktu dan laju perubahan. Sedentum arah angin, komunitas inipun semakin menunjukkan keberadaannya. Baru terhitung tiga bulan berjalan komunitas ini sudah cukup membanggakan, mereka punya aset yang lumayan untuk ukuran harga mata uang saat ini.       
            Di samping itu, SEO Kreatif juga terbentuk atas dasar makna dari kata SEO itu sendiri yang lahir setahun sebelumnya. “ Tak ada artinya membentuk organisasi bernama SEO kalau maknanya tidak bisa direalisasikan. Malu sebagai orang yang mengaku diri jebolan sekolahan, ” ujar Rahman, salah seorang penginisiator SEO Kreatif. Rahman pun menyadari komunitas SEO terdiri dari banyak tipe dan karakter pemuda, ada yang akur, hancur, beralur, dan pemuda yang jujur. Pemuda beralur dicontohkan Rahman, mereka yang bekerja di instansi pemerintahan, tetapi bagaimana pemuda akur, hancur, jujur. “Teman-teman yang berkeluarga alhamdulillah sudah bisa berpikir menata masa depan, tetapi bagaimana teman-teman yang lain. Apakah mereka mesti dibiarkan terlunta-lunta dan hancur berkeping-keping. Ia memprkirakan ke depan para pemuda di dusun ini yang terlunta-lunta tanpa arah lambat laun akan dikubur oleh ganasnya logika kapitalisme yang menjamur di tiap segi kehidupan kita laiknya debu yang dilewati kendaraan berat seperti dam truk,” bebernya. Ia lalu membayangkan nasib pemuda “hancur” di masa mendatang, apalagi dengan masuknya proyek raksasa PT. Suar Investindo Capital di wilayah setempat bila mereka tetap berkubang dalam “lumpur kehancuran”, maka pelan tapi pasti akan ketinggalan arus zaman yang makin gila.  
Ironisnya, tambah Zarkasy, sebagian besar anggota SEO acuh tak acuh melihat kawan-kawannya yang terkategori “hancur” itu, malahan mereka sama saja seperti masyarakat yang memandang sekelompok pemuda sebelah mata, di mana letak kekompakan yang diagung-agungkan dan letih dibangun dan dijaga selama ini. Walhasil, itulah dasar 7 pemuda bergerak bersama melangkah seayun sekata dalam irama optimisme menatap masa depan yang gilang-gemilang, guna membangkitkan semangat pemuda yang terlanjur terlabeli hancur dan pioner keonaran tersebut. Mereka bertekad untuk mengubur dalam-dalam label “hancur” yang pernah mereka sandang dengan membentuk komunitas baru,  “SEO KREATIF”. Ke depan mereka bertekad supaya bisa maju seperti yang lain. Mereka bercita-cita ingin menunjukkan taring dengan jargon kreatif, kritis, mandiri, dan bahkan mereka ingin mengubur orang-orang yang selama ini bersifat laiknya penjajah (kolonial). (dj)                      

Hiasan Pot Bunga Warnai Keindahan Halaman Rumah

 Pot Bunga

GANGGA – KM Sambiwarga, Di zaman yang serba modern ini tidak banyak orang yang menyangka hiasan pot bunga yang variatif dapat mewarnai eksotisnya halaman rumah. Apalagi saat ini jenis dan model pot bunga berkembang sesuai tuntutan zaman dan tren rumah. Alhasil, model dan hiasan pot ikut andil menyesuaikan jenis rumah yang banyak dibangun kalangan pelaku usaha properti.
Hal ini diakui Sudirman, seorang penganyam aneka pot bunga di kawasan jalan lingkar Selelos-Bayan. Ditemui Sambiwarga di kediamannya Sudir menuturkan, model rumah saat ini mengarah ke modern minimalis. Mendukung model rumah modernis. Itulah alasannya beragam jenis pot bunga pun berkembang sesuai tuntuntan pasar. Alhasil jenis pot bunga banyak ditawarkan di pasaran tidak lagi hanya sebagai wadah tanaman, namun menyatu dengan model hunian sebagai pendukung rumah itu sendiri. “ Kini pot bunga banyak didambakan orang sebagai pendukung keindahan halaman dan  teras rumah. Apalagi jenis dan model pot bunga semakin bervariasi, sehingga apa pun model rumah, kantor, maupun vila, pot bunga bisa masuk di sana dan tampak serasi,” terangnya.
Jenis pot bunga yang dijual di pasaran, katanya, dibedakan beradasarkan bahan baku dan motif hiasan pendukung. Tampilan luar pelbagai jenis pot bunga berisikan hiasan yang sangat bervariasi dan tampak sangat cantik dan indah. Ini untuk menambah nilai jualnya di pangsa pasar. Sedangkan bahan baku pot bunga tidak lagi cuma tanah liat, namun telah berkembang seperti paras, semen cor, pakis hingga cetakan pres.
Begitupun dengan ukurannya juga makin variatif mulai terkecil, sedang hingga besar untuk menyesuaikan jenis tanaman dan luas halaman dan teras rumah. “Kini kebanyakan orang lebih menyukai pot bunga dari paras dan semen cor. Ini dilihat dari segi nilai seninya yang sangat indah dan juga kekuatannya yang tahan lama, ” ujarnya. Disinggung soal harga, Sudir mengatakan, harga pot bunga bervaraisi mulai Rp 35.000-an untuk ukuran kecil hingga ratusan ribu untuk ukuran besar. Permintaan bisa mencapai lebih dari ratusan pot per bulan. Terkait pemasaran, ia mengakui, tidak sulit karena konsumen yang mencari pot bunga makin hari makin menunjukkan tren peningkatan di Kabupaten Lombok Utara.
Pendy, pemilik usaha sejenis mengungkapkan, perumahan saat ini minim lahan untuk taman bunga. Yang ada rata-rata halaman rumah berukuran sempit sehingga sulit untuk menanam aneka tanaman hias. Sebagai gantinya, orang beralih ke tanaman pot. “Dengan alasan inilah pot semakin banyak diburu orang untuk mendukung sempitnya halaman,” bebernya. Lantas ia pun mengakui, permintaan kebanyakan datang dari kalangan hotel, instansi perkantoran hingga kalangan rumah tangga yang tak punya halaman yang luas. Faktor ini pula yang merangsang prospek bisnis pot bunga  sangat cerah di bumi bersesanti Tioq Tata Tunaq, disamping model properti yang ditawarkan banyak tipe mulai 1 are atau lebih. (an)

MEMOTRET MTQ IV KLU, AJANG BISNIS ATAU KOMPETISI ?*

GANGGA (KM Sambiwarga), Ajang kompetisi bergengsi Musabaqah Tilawatil Qur’an ke-tingkat Kabupaten Lombok Utara yang diselenggarakan di Kecamatan Gangga telah ditutup pekan lalu. Kompetisi itu harus dijadikan kilas balik bagi seluruh elemen masyarakat dayan gunung dalam menata masa depan bumi Tioq Tata Tunaq yang lebih baik. Pasalnya, banyak realitas janggal bahkan sungguh miris, semestinya tak perlu terjadi tapi asa berkehendak lain. Banyak sekali hal-hal yang tak patut terjadi mulai persoalan teknis seperti pelayanan konsumsi yang sangat jauh dari standar pelayanan minimal, para kafilah terabaikan hingga persoalan prinsipil seperti indikasi panitia berbisnis dan masalah lainnya yang sejatinya tidak boleh terjadi dalam MTQ. Sungguh ironis, masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki atau dibenahi supaya permasalahan sejenis tidak terulang kembali pada kegiatan serupa di masa mendatang. Jangan sampai hal-hal yang dapat mencederai esensi musabaqah terus terjadi hingga kesekian kalinya. Ini sangat urgentif maknanya apabila dikaitkan dengan upaya membangun menuju daerah yang maju dan beradab, karena musabaqah tilawatil qur’an sebetulnya merupakan salah satu cara kita mencintai al-Qur’an dan membumikan misi syiar Islam di tengah masyarakat terlebih lagi bagi daerah otonomi baru Lombok Utara, dimana seluruh elemen masyarakat dihadapkan dengan pelbagai program pembangunan menuju target yang telah dicanangkan.
Para pemegang polse pembangunan daerah semestinya harus lebih arif dan bijak dalam melaksanakan kegiatan besar umat Islam ini. Mengedepankan sikap etis dan santun, tatalaksana yang elok dan rapi, bukan sebaliknya, menampakkan perilaku dan tindakan yang semestinya tidak elok dihadapan publik. Bukan mengedepankan hal-hal yang justru bertolak belakang dengan semangat musabaqah itu sendiri. Panitia meski mengedepankan nilai-nilai yang luhur, etiket baik, profesionalisme dan kecakapan yang dapat mendukung kelancaran kegiatan. Ini niscaya sekali diperhatikan pasalnya nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qur’an itu adalah urat nadi bagi umat Islam dalam mengarungi biduk kehidupan, di dunia maupun di akhirat kelak. Secara maknawi, keindahan sastra Qur’an tidak dapat dibandingkan dengan apapun, sehingga perlu diwarnai dengan sikap yang indah, elok nan estetis.
Potret musabaqah tilawatil qur’an ke 4 Kabupaten Lombok Utara diatas sudah cukup menjadi pelajaran sangat berharga bagi seluruh komponen daerah khususnya para pemangku amanah pembangunan jika ingin melihat perkembangan daerah yang maju di bidang agama pada masa selanjutnya. Oleh karenanya, ajakan kepada segenap elemen masyarakat untuk memaknai kembali elanvital al-Qur’an lewat ajang musabaqah tilawatil qur’an perlu digelorakan secara kontinyu, sinambung dan berkelanjutan. Sebab, peresapan nilai-nilai al-Qur’an tak sebatas saat penghelatan musabaqah saja tapi perlu didengungkan setiap saat supaya suasana-suasana tak elok seperti yang telah terjadi pada pelaksanaan musabaqah pekan lalu tidak terulang lagi di tahun-tahun selanjutnya. Salah satu kesadaran penting yang perlu dibangun secara terus-menerus ialah sikap memupuk, menanamkan dan mencintai al-Qur’an dalam setiap gerak nafas kehidupan.
Dalam konteks ini banyak lokus yang bisa difungsikan untuk menyebarkan misi pembumian al-Qur’an seperti program maghrib mengaji di tengah masyarakat, misalnya tokoh agama di setiap kampung, para ustadz, guru-guru agama serta generasi muda yang menuntut ilmu agama di lembaga pendidikan agama. Mereka ini harus betul-betul diback-up sedemikian rupa guna memberikan pemahaman pada umat mengenai pentingnya nilai-nilai al-Qur’an bagi kehidupan, menumbuhkan dan meningkatkan penghayatan terhadap ilmu pengetahuan agama lewat pengamalan nilai-nilai Al-Qur’an. Urgentif sekali karena Al-Qur’an itu multitafsir. Sangat banyak keunggulan yang dimiliki Al-Qur’an dibanding kitab-kitab lainnya, misalnya sastranya tidak pernah kering sepanjang masa, tidak ada sesuatu apapun yang bisa menandingi keindahan dan kesahihan sastra yang dikandungnya.
Berkait proses pembangunan daerah, maka nilai-nilai agama yang tertukil dalam al-Qur’an mutlak diperhatikan terutama dalam membangun karakter SDM masyarakat supaya benar-benar jadi insan qur’ani yang bermanfaat bagi daerah, nusa dan bangsa. Sejatinya, kita harus mengintegrasikan diri dengan alqur’an supaya pemahaman kita terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalamnya utuh dan integral, tidak parsialitas.  
Dengan demikian, spirit pembangunan yang terkandung di dalam al-Qur’an harus mendapat tempat utama di sanubari masyarakat Lombok Utara terutama pemimpin dan para pioner pembangunan daerah agar apa yang menjadi misi dalam membangun dapat terwujud dengan nyata serta bermanfaat bagi orang banyak. Oleh karena itu, pemangku pembangunan sebagai pemegang amanah mesti beracuan pada nilai-nilai Qur’an, sunnah, dan kearifan lokal masyarakat bumi Tioq Tata Tunaq agar target mewujudkan masyarakat yang maju dan beradab dapat berwujud kenyataan bukan cuma isapan jempol semata. Realitas yang tercipta benar-benar nyata bukan sekedar masyarakat yang terbayangkan.      

*PUTRAWADI adalah Pengurus LPTQ Desa Bentek 

Objek Wisata yang Terabaikan


Air Terjun Lokok Lesong



GANGGA (KM Sambiwarga), Kabupaten Lombok Utara sesungguhnya memiliki banyak objek wisata alam sebagai salah satu kekayaan pariwisata yang cukup mengagumkan. Kabupaten seumur jagung di bumi gora ini tidak dinyana ternyata menyimpan segudang potensi alam yang elok nan mempesona, tapi sayangnya, terabaikan atau masih luput dari pemeliharaan para pemangku pembangunan daerah yang apabila dikelola dan dikemas sedemikian rupa akan memberikan pemasukan terbesar bagi pendapatan asli daerah.
Salah satu potensi wisata yang dapat memberikan nilai plus bagi dunia pariwisata dayan gunung ialah air terjun lesong (baca: temponan lokok lesong-orang utara biasa menyebutnya). Objek wisata ini masih sangat alami dan airnya jernih kebiru-biruan. Ketinggian air terjun ini mencapai 120 meter dan debit airnya turun melambai menyusuri lempengan batu yang melekuk tinggi dan merona. Air terjun lesung terletak di Dasan Bangket Desa Bentek Kecamatan Gangga, berjarak sekitar ± 3 km dari kampung pemukiman warga.  
      Air terjun lesong adalah wisata alam yang sangat elok sehingga bisa mengalihkan pandangan setiap yang memandanginya. Dari pantauan Sambiwarga saat menyisir objek wisata ini, bahwa pemandangan alamnya elok berseri, amat sangat mempesona. Airnya jernih sebening embun pada pagi hari. Setelah ditelusuri lebih dalam, ternyata wisata ini belum banyak dikenal oleh wisatawan, domestik terlebih wisatawan mancanegara. Penasaran dengan pesona kepesonaannya, Sambiwarga kemudian mencari informasi detail mengenai wisata ini dengan mengorek cerita-cerita dari warga setempat. Menurut penuturan Andre, air terjun lesong memberi eksoktika tersendiri bagi setip orang yang memandanginya, sengaja maupun secara kebetulan. Menurutnya, objek wisata ini belum dikenal banyak orang sehingga efeknya masih sepi dari kunjungan wisatawan, padahal memiliki keasrian yang indah nan berseri. Objek wisata ini cocok untuk refresing atau membuang kejenuhan karena kesibukan akibat seabrek pekerjaan.
Air terjun lesong dapat memberikan kita corak dan rona keindahan tersendiri dan agak berbeda dibanding objek wisata sejenis lainnya, sebab berada di tengah jurang terjal dengan rona-rona pepohonan yang hijau alami, membatasi wilayah setempat dengan wilayah genggelang. ia memiliki nilai jual tinggi karena termasuk potensi wisata yang potensial berkembang pesat bila dikelola dengan baik oleh pihak terkait untuk menopang roda perekonomian masyarakat setempat.
         Dari hasil penelusuran Sambiwarga terhadap beberapa warga bahwa siapa pun yang ingin berkunjung ke lokasi wisata ini tidak usah ragu karena jalannya bagus, tidak memakan waktu banyak. Jarak tempuhnya kira-kira 10 km dari kota Tanjung bisa memakai kendaraan roda empat ataupun oda dua. Setelah sampai kita bisa meminta bantuan jasa guide lokal. Selamat Mencoba…..!!! (an)