MEDIA LOKAL RAMAH & AKURAT

Kamis, 11 April 2013

Tradisi Muja Taon-Balit Masyarakat Lenek

Ritual Muja Taon-Balit Masyarakat Lenek - Gangga


GANGGA (KM SAMBI WARGA), Masyarakat Lenek Desa Bentek Kecamatan Gangga masih mempertahankan tradisi selamatan sebelum dan setelah menggarap sawah mereka. Tradisi ini disebut Muja Taon (sebelum menggarap) dan Muja Balit (setelah memanen).
Ritual adat yang diselenggarakan setiap tahun ini diadakan sebagai bentuk rasa syukur warga setempat yang diyakini memiliki nilai yang tiada tara dibanding dengan sesuatu yang lain, pasalnya mereka meyakini karunia Tuhan di alam semesta ini melimpah ruah dan manusia patut mensyukurinya. Tanah yang subur dan alam yang indah nan sejuk membawa keberkahan yang sungguh luar biasa. Mereka yakin Tuhan akan memberi berkah kepada hamba-Nya bila selalu ingat atas segala karunia dan rahmat yang diberikan. Perayaan Muja Taon dan Muja Balit ini adalah pengejawantahan mereka atas segala macam karunia yang diberikan Tuhan di muka bumi.
Ritual sebelum turun ke areal sawah pertanian itu dirayakan sebagai doa agar hasil panen mereka berlimpah ruah dan terbebas dari pelbagai macam hama penyakit. Ritus adat yang digelar setelah panen itu sebagai bentuk rasa syukur atas keberhasilan panen tahun bersangkutan. Bentuk pelaksanaan dua ritus adat yang dirayakan dalam waktu yang berbeda itu hampir sama bahkan sebagian di antara mereka menganggapnya mirip. Misalnya pada malam hari acara biasanya diisi dengan persiapan dulang (sesajen) yang berisi berbagai macam makanan.
Malam hari suasana kampung semakin ramai dengan bebunyian tabuhan gamelan. Pada malam itu pula gamelan yang penduduknya seratus persen umat budhis dikeluarkan dan ditabuh. Dedahan tabuhan gamelan tersebut diiringi dengan berbagai jenis tarian. Dan tarian itu biasanya dilakukan spontan oleh kaum hawa willayah, muda-mudi, anak-anak dan para tua di wilayah setempat.
Sedangkan acara doa bersama dilakukan di salah satu makam leluhur mereka yang biasanya makam yang dianggap keramat dan mendatangkan berkah bagi warga. Di kompleks makam itu seluruh jenis makanan dari pelbagai bahan yang disiapkan sehari sebelumnya disajikan lalu dikumpulkan dengan susunan rapi, mirip tangga berundak. Kemudian makanan itu didoa kemudian dibagi dan dimakan secara bersama-sama.
Untuk ritual Muja Balit, puncak acara ditandai dengan pelbagai bentuk ketupat yang telah dihias dengan apik. Kemudian acara ditutup dengan perang tupat. Ketupat yang telah dikumpulkan dijadikan senjata. Dan, menariknya lagi cuma anak-anak saja yang boleh ikut perang topat ini. (dj)

Tidak ada komentar: