MEDIA LOKAL RAMAH & AKURAT

Senin, 08 April 2013

Refleksi MTQ dan Potret Masa Depan Bentek



GANGGA (KM SAMBI WARGA), Pagelaran Musabaqah Tilawatil Qur’an Tingkat Desa Bentek sehari lalu yang diselenggarakan di Dusun Todo mesti dijadikan renungan bersama dalam menata masa depan desa setempat. Pasalnya, banyak potensi yang belum tergali dan termanfaatkan dengan baik sehingga ada beberapa jenis mata lomba tidak dilombakan karena kurangnya peserta. Realitas ini menjadi pekerjaan bersama agar hal seupa tak terjadi lagi tahun mendatang.
Selain masih minimnya peserta yang mengikuti perlombaan, persoalan lain yang tidak kalah menyita perhatian publik adalah timbulnya persoalan teknis maupun persoalan prinsipil ke-MTQ-an. Kedua permasalahan ini menuntut keseriusan dan komitmen segenap elemen dan stakeholder terkait. Masih banyak hal yang perlu diperbaiki agar pelaksanaan kegiatan serupa tidak terulang kembali pada tahun-tahun selanjutnya. Ini urgentif apabila dikaitkan dengan upaya membangun desa, karena musabaqah tilawatil qur’an sebetulnya adalah salah satu media mencintai al-Qur’an dan membumikan misi penyebaran kegiatan-kegiatan qur’aniyah secara khusus dan syiar Islam umumnya di masyarakat yang sedang dihadapkan dengan pelbagai program pembangunan menuju visi-misi yang telah dicanangkan.
Para pemegang amanah pembangunan Bentek harus lebih proaktif, arif dan bijak dalam melaksanakan kegiatan pembangunan keumatan ini. Mesti disadari bersama penyelenggaraan musabaqah 2013 ini yang pertama di era reformasi namun setidaknya stakeholder terkait harus belajar kepada desa-desa lain yang mempunyai pengalaman matang. Meskipun acara tampaknya berjalan lancar secara kasat mata tapi sebetulnya secara prinsip banyak hal-hal tidak elok untuk dipertunjukkan di depan pengunjung. Etika tata laksana pelaksanaan mestinya dikedepankan, bukan mengedepankan hal-hal yang bertolak belakang dengan semangat musabaqah.
Walaupun banyak orang menilai panitia penyelenggara telah menjalankan tugas dengan baik meski mengedepankan nilai-nilai yang arif dan bijak, menunjukkan etiket, keprofesionalan dan kecekatan yang bisa mendukung kelancaran pelaksanaan musabaqah. Ini niscaya diperhatikan pasalnya nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qur’an merupakan urat nadi bagi umat Islam dalam mengarungi biduk kehidupan. Secara maknawi, keindahan sastra Qur’an tidak dapat dibandingkan dengan sesuatu yang lain, sehingga perlu diwarnai dengan suatu perbuatan yang indah, elok dan estetis.
Suasana MTQ III Kabupaten Lombok Utara sudah cukup menjadi pelajaran berharga bagi seluruh komponen daerah khususnya para pemangku pembangunan jika ingin melihat perkembangan daerah yang maju di masa selanjutnya. Oleh karenanya, ajakan kepada segenap elemen masyarakat dayan gunung untuk memaknai kembali semangat al-Qur’an lewat ajang musabaqah tilawatil qur’an perlu digelorakan secara sinambung dan berkelanjutan. Artinya, peresapan nilai-nilai al-Qur’an tidak sebatas saat penghelatannya musabaqah saja tetapi perlu didengungkan suatu waktu agar suasana tidak elok seperti yang telah terjadi pada pelaksanaan MTQ III tidak berulang lagi di tahun-tahun selanjutnya. Salah satu konsepsi penting yang perlu dibangun secara terus-menerus ialah sikap memupuk, menanamkan dan mencintai al-Qur’an dalam setiap gerak nafas kehidupan.
Dalam konteks ini banyak gatekeeper yang bisa difungsikan untuk menyebarkan misi pembumian al-Qur’an di tengah masyarakat, seperti tokoh agama di setiap kampung, para ustadz, guru-guru agama, serta santri yang menuntut ilmu agama di lembaga pendidikan agama. Mereka ini harus diback-up dalam memberikan pemahaman pada umat mengenai pentingnya nilai-nilai al-Qur’an bagi kehidupan, menumbuhkan dan meningkatkan penghayatan terhadap ilmu pengetahuan agama lewat pengamalan nilai-nilai Al-Qur’an. Sebab, Al-Qur’an itu multi tafsir dalam kehidupan kita. Banyak sekali keunggulan Al-Qur’an dibanding kitab lainnya, misalnya sastranya tidak pernah kering sepanjang zaman, tidak ada sesuatu apapun yang bisa menandingi keindahan dan kesahihan sastra yang di kandung Al-Qur’an.
Hubungannya dengan pembangunan daerah baru, nilai-nilai agama yang tertukil dalam al-Qur’an mutlak diperlukan terutama dalam hal membangun karakter SDM dayan gunung agar benar-benar menjadi insans qur’aniah yang bermanfaat bagi masyarakat. Semestinya, kita perlu mengintegrasikan diri dengan alqur’an supaya pemahaman kita terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalamnya utuh dan padu, tidak parsial.  
Dengan demikian, spirit pembangunan yang terkandung di dalam al-Qur’an harus mendapat tempat utama di benak masyarakat bumi Tioq Tata Tunaq terutama pemimpin dan pioner pembangunan daerah lainnya agar apa yang menjadi misi dalam membangun dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Para pemangku pembangunan sebagai pemegang polse kebijakan mesti berpedoman pada nilai-nilai Qur’an dan local wisdom masyarakat dayan gunung agar target menciptakan masyarakat yang maju dan beradab berwujud kenyataan bukan cuma isapan jempol belaka. Realitas yang tercipta benar-benar nyata bukan sekedar masyarakat yang terbayangkan (imajiner community).

Abu Mustafa adalah Pembina Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Desa Bentek



Tidak ada komentar: