MEDIA LOKAL RAMAH & AKURAT

Rabu, 27 Februari 2013

Pembangunan PLTMH Akibatkan Jalan Bentek Rusak Parah

Kondisi Jalan Bentek yang Rusak Parah



GANGGA (KM SAMBI WARGA), Pembangunan yang baik adalah pembangunan yang tepat sasaran serta bermanfaat bagi masyarakat umum, sedang pelayanan yang baik merujuk pada ketetapatan dan kemudahan bagi setiap orang untuk mengakses dan memanfaatkannya.
Namun tidak demikian yang dirasakan masyarakat Desa Bentek Kecamatan Gangga. Adanya pembangunan proyek listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) di wilayah setempat justru bertolak belakang dengan tujuan pembangunan itu sendiri. Pembangunan mega proyek yang rencananya dijadikan mercusuar pembangunan di dayan gunung malah menjadi malapetaka baru bagi masyarakat setempat. Pasalnya, aktivitas konstruksi yang telah dimulai sejak dua tahun lalu menimbulkan dampak negatif bagi sebagian besar warga Bentek khususnya masyarakat yang berada di wilayah Dusun Dasan Bangket dan Dusun San Baro.
Kenapa tidak? Semenjak aktivitas penggarapan dari segara 1 hingga segara 2 kondisi jalan sepanjang kurang lebih 5 km begitu buruk. Terlebih lagi pada musim hujan seperti saat ini. banyak sekali ditemukan badan-badan jalan yang rusak berat, berlubang, dan berlumpur dimana kemiringannya hampir seperti jurang yang amat terjal. Ruas-ruas jalan pun banyak yang ambles terutama yang berada di pinggiran jurang kali segara. Hal ini diakibatkan oleh aktivitas dam-dam truk pembawa material galian alat-alat berat yang beroperasi semenjak setahun lalu. Terkait persoalan ini pihak PT. Suar Investindo Capital dan PT. Hutama Karya sebagai pelaksana konstruksi sepertinya sama sekali tidak peka terhadap situasi yang sungguh  memperihatinkan tersebut, padahal infrastruktur jalan merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat. Sampai berita ini diwartakan tidak ada tanda-tanda akan adanya tindakan yang diambil perusahaan untuk mengatasai kondisi jalan yang sangat parah tersebut, malahan terkesan adem ayem dan menutup diri. Bahkan ironisnya lagi, banyak pengguna jalan baik pengendara sepeda motor maupun pejalan kali termasuk anak-anak sekolah acapkali jatuh dan terperosok, akibatnya mereka sering mengeluh atas kondisi jalan yang memilukan itu. Hal ini membuat para orang tua terpaksa mengantar anak mereka pulang pergi jika hendak ke sekolah.
Alih-alih meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, pembangunan yang digalakkan oleh Pemerintah Lombok Utara ini malah menyengsarakan rakyat. Proyek raksasa yang dicanangkan sebagai sumber tenaga listrik bagi daerah dayan gunung laiknya akan sulit mendapat kepercayaan masyarakat. Karena semenjak proses sosialisasi hingga konstruksi setahun lalu sudah menimbulkan banyak masalah bagi masyarakat sekitarnya. Seharusnya PT. SIC sebagai pemilik mestinya memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) kerja yang ketat baik dalam hal kewajiban memberikan pelayanan pada saat pembangunan sedang dijalankan maupun setelah proyek jadi dan beroperasi nantinya. Bentuk pemberian pelayanan saat konstruksi misalnya tersedianya tenaga ahli di bidangnya guna menangani setiap masalah teknis maupun non teknis yang terjadi di lapangan. Tetapi sepertinya aktivitas konstruksi proyek yang sedang dilakukan saat ini tidak memiliki tenaga dimaksud sehingga banyak permasalahan timbul. Hal ini patut dipertanyakan karena permasalahan yang ada sejak setahun lalu hingga kini belum ditangani oleh perusahaan.  
Fakta-fakta tersebut belakangan ini santer mengemuka dan mewacana di mata publik Bentek karena banyak sekali ditemukan keluhan masyarakat sekitar lokasi proyek terkait tak bersahabatnya pihak perusahaan terhadap warga yang dilalui water way. Pihak perusahaan seakan ekslusif, arogan, pongah, angkuh dan egois atas kecongkakan yang diperlihatkannya selama ini kepada masyarakat sekitar seperti warga Anjah.
Menurut salah seorang warga Anjah, Siarti, sejak pertama kali PT.Suar Investindo Capital menancapkan taringnya di Bentek semenjak itu pula arogansi dan kepongahannya mulai tampak. Pasalnya, warga berkali-kali meminta tanggungjawab perusahaan terhadap permasalahan-permasalahan yang mereka timbulkan, namun hingga kini mereka tetap saja kukuh pada sikap congkak dan egoistisnya. Ini tampak lewat tidak digubrisnya permintaan warga setempat atas bahaya longsor yang sewaktu-waktu mengancam jiwa dan harta benda mereka karena aktivitas konstruksi jalur water way berjarak 72 m di atas permukiman mereka dengan kemiringan tegak lurus. Warga menuntut supaya perusahaan memindahkan jalur water way itu. Tuntutan ini telah disampaikan semenjak setahun lalu, namun kenyataannya sampai berita ini wartakan, pihak perusahaan belum merespon positif.  Oleh karenanya, wajar bila warga Anjah berang dan kebakaran jenggot, sebab sudah cukup lama persoalan ini tidak  mendapat respon yang positif.   
Meskipun begitu, ujar Mariadi, pihaknya masih tetap optimis dan terus berjuang agar tuntutan mereka dapat dikabulkan pihak peruahaan. Ia berharap, mudah-mudahan apa yang disampaikannya dapat mewakili keluhan dan harapan warga Anjah yang lain. Dan, sudah saatnya PT. Suar Investindo Capital mendengarkan segala macam keluh kesah warga Anjah sebagai bahan refleksi untuk berbenah diri dalam mengimplementasikan pelayanan di satu sisi dan mempertanggungjawabkan kewajiban di sisi yang lain supaya kepercayaan warga Anjah dan masyarakat Bentek umumnya kepada PT. SIC tidak sirna. (Poet)
                                            

Tidak ada komentar: