MEDIA LOKAL RAMAH & AKURAT

Rabu, 24 September 2014

Menembus Jagat Maya dari Desa, Banyak Desa Sukses Bicara Ke Jejaring Dunia Tapi Banyak Juga yang Gagal



gangga (sambiwarga), Desa itu sebetulnya tak begitu jauh dari pusat kota kabupaten. Dihitung-hitung cuma 10 kilometer. Kendaraan bermotor bisa dipacu secepat kilatan halilintar, desa itu bisa dijangkau tak sampai 15 menit. Tapi 10 tahun silam, butuh waktu 1 samapi 1,5 jam ke Desa Bentek, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara itu.
Ini dikarenakan akses jalan ke desa itu cukuplah buruk, sangat kontras dengan rata-rata desa lain di Pulau Lombok. Jangan ditanya soal telekomunikasi. Di sana, internet adalah mimpi, dan sinyal telepon seluler pasti raib. Kini, meski jalanan belum semulus aspal Kota Tanjung, desa ini sudah bisa dijangkau dalam tempo 15 menit dari kota kabupaten. Ini berkat terobosan pemerintah Kepala Desa Budiartha dan Kades sekarang Warna Wijaya. "Desa ini butuh Blog sosial media di internet," kata Warna
Awalnya tak mudah. Masyarakat desanya, seperti juga Yana, tak tahu banyak soal komputer, apalagi internet. Tapi dia yakin, saran adiknya pasti baik. Maka, ia tak segan minta tolong petugas warnet di kota. Ia naik motor butut berjam-jam ke warnet. Naskah buat blog itu dikirim ke adiknyaa. Lalu mengunggahnya ke blog. Begitu terus, hingga blog itu eksis.
Pada awalnya memang sulit. Tapi Yana terus belajar, hingga ia juga paham internet. Program desa di pelosok selatan kota itu pun tersiar ke sekujur bumi. “Tapi kerja ini belum maksimal,” kata Warna. Blog itu harus dikembangkan jadi web, dengan domain sendiri.

Kebangkitan Desa
Menembus jagat maya lewat teknologi informasi kini bisa jadi semacam titik kebangkitan desa. Sejumlah desa, seperti Melung dan Mandalamekar, secara terbuka mengibarkan gerakan migrasi ke open source. “Teknologi ini tengah digandrungi desa,” ujar Ketua LPM Giri.
Atas dasar itulah, pada awal Mei lalu, meluncurkan domain desa.id. Ini adalah usulan murni warga. Usulan diajukan karena desa sebagai satuan pemerintahan terkecil tak dapat memakai domain go.id. Soalnya, domain go.id hanya dapat dipakai hingga level kabupaten atau kota. Benar saja, setelah peluncuran, setidaknya 70 desa sudah registrasi. Empat di antaranya samba.desa.id, bentek.desa.id. Domain ini diharapkan mampu mendukung pengembangan konten wilayah pedesaan. “Kami berharap akan muncul konten-konten khas desa. Selama ini internet dikuasai kota,” katanya.
Belajar dari Melung dan Mandalamekar, penggunaan teknologi open source bisa memperbaiki tata kelola layanan pemerintahan. Mereka bisa memakai sistem pemerintahan elektronik (e-government) tanpa perlu dana besar yang menguras anggaran desa. Dampak lain, warga jadi keranjingan menulis. Tulisan, atau berita tentang desa pun mengalir ke berbagai situs dalam menjelajahi lawatan desa, warga segera mengunggah sepotong artikel.
Kebiasaan memakai internet juga menunjang sistem administrasi kantor bebas kertas (paperless). Mereka mulai terbiasa mengirim undangan dengan email. Tentu, lebih hemat ongkos, dan lebih banyak pohon selamat dari mata gergaji.

Tidak ada komentar: