MEDIA LOKAL RAMAH & AKURAT

Selasa, 24 Desember 2013

Penghulu Agung Ampenan, Dermaganya para Saudagar

Pantai Agung Ampenan
GANGGA (SAMBI WARGA), Berabad lamanya bersandarlah kapal-kapal para saudagar kaya di pantai Ampenan Lombok. Kedatangan para pedagang dari beberapa daerah dan negara ini untuk menyempurnakan ajaran agama Islam yang dirasa kurang sempurna saat itu. Mereka datang dari Palembang, Kalimantan,Sulawesi dan negeri kerajaan Arab Saudi. Pantai yang berolkasi di Ampenan selatan ini kerap di jadikan tempat perdagangan para saudagar yang berkunjung ke Lombok. Bebagai macam transaksi jual beli disajikan dipantai ini pada jamannya. Tak heran Para saudagar tersohor dari berbagai wilayah menyandarkan kapalnya dipantai ini.
Menurut H. Jalaludin Arzaki yang dikonfirmasi Sambiwarga dikediamannya menuturkan, pantai Ampenan pernah didatangi kelompok Datun Ribandan atau dikenal dengan datun Ribandang keturunan Minagkabau. Datun Ribandang datang untuk menyempurnakan agama Islam di Lombok. Kala itu ada beberapa rukun (ketentuan) dari agama Islam belum disempurnakan, yang mana rukun(ketentuan) sebelum datangnya Datun Ribandang adalah Syahadat, Sholat, Puasa. Rombongan Datun Ribandang pun menyempurnakannya menjadi lima rukun dengan menambahkan rukun Zakat dan Haji. Setelah semuanya dikatakan sempurna dengan melengkapi kelima rukun dalam Islam, tepatnya pada abad ke-17 bersandarlah rombongan kapal pedagang melayu asal Palembang. Kali ini, rombongan para saudagar melayu ini datang untuk melakukan pemantapan dari ajaran agama islam yang sudah diajarkan oleh para saudagar sebelumnya. Diantara sekian banyak pedagang dan para saudagar melayu itu, muncul salah seorang tokoh yang sangat berpengaruh. Tokoh ini dianggap berperan penting dalam penyebaran dan pemantapan pemahaman ajaran agama Islam. Ia adalah Penghulu Agung, sosok yang di hormati warga pesisir Ampenan Lombok.
Budayawan kesohor asal Lombok yang juga Ketua Majelis Krama Adat Sasak lebih lanjut mengatakan, sang pedagang melayu asal Palembang itu dikenal ramah dalam berinteraksi dengan warga sehingga ia sangat segani. Sambil berdagang ia menyebarkan agama Islam sampai ahirnya ia wafat di Lombok. Melihat tokoh yang begitu di segani dan sangat berpengaruh di wilayah Ampenan, sejak itulah nama pantai Ampenan bagian selatan tepatnya di wilayah Gatep deberi nama pantai Penghulu Agung yang dikenal sampai saat ini. Makam penghulu Agung pun dimakamkan di pemakaman Bintaro Ampenan, kata Jalaludin menceritakan.
Saat ini,puing-puing berejarah itu sudah tak terlihat, dermaga tempat bersandarnya kapal para saudagar itupun hanya menyisakan cerita. Hanya terlihat sebuah mercusuar sirine pengaman yang berdiri tegak di pinggir pantai Penghulu Agung Ampenan. Keberadaan Pantai Penghulu Agung yang menyimpan sejuta cerita mengundang simpatik salah satu seniman asal Lombok, Irwan Prasetya. Irwan pun kemudian menciptakan lagu yang berjudul Pantai Penghulu Agung. Dikatakan, Pemerintah Kota Mataram akan menjadikan kawasan pantai penghulu agung Ampenan sebagai destinasi wisata baru. “Di pantai ini nantinya akan dijadikan tempat berkumpulnya kuliner-kuliner Lombok untuk di perdagangkan terutama kuliner hasil laut. Beberapa sarana sudah mulai dilakukan pembenahan seperti pelebaran jalan dipinggir pantai dan penataan lingkungan pantai,” tukas Prasetya. (dj)



Tidak ada komentar: