Sekda KLU, Drs.H.Suardi, MH saat jadi pembicara sarasehan pendidikan
GANGGA – KM SAMBI WARGA, Idul Fitri memiliki arti kembali kepada kesucian atau kembali ke asal kejadian.
Idul Fitri diambil dari bahasa Arab, yaitu ‘fithrah’, yang berarti suci.
Sebagai
puncak dari seluruh kegiatan selama bulan Ramadhan 1434 H tahun ini, pada hari Minggu 25 Agustus 2013 lalu di ruang Aula Kantor Bupati Lombok
Utara, telah diselenggarakan acara Halal
Bihalal yang dirangkai dengan
sarasehan pendidikan dengan melibatkan seluruh
keluarga besar Ikatan Pelajar
Mahasiswa Lombok Utara Yogyakarta.
Kebersamaan
rasa sebagai satu ikatan keluarga besar IPMLU
tercermin dalam acara Sarasehan dan Halal Bihalal tersebut. Dalam laporannya, Ketua
Ikatan Pelajar Mahasiswa Lombok Utara Yogyakarta, Raden Prawangsa Jayaningrat
mengungkapkan, kegiatan sarasehan yang dirangkai dengan halal bihalal itu
merupakan agenda tahunan putra-putri dayan gunung yang menuntut ilmu di
Yogyakarta. Acara itu jauh-jauh hari sudah dipersiapkan sebagai buah tangan
pulang lebaran dari kota gudeg. Diusungnya kegiatan sarasehan pendidikan,
lanjut Jayaningrat, karena pendidikan merupakan aset masa depan daerah. “Hanya
pendidikan yang mampu mengawal dan mengubah nasib daerah, terlebih lagi bagi Lombok
Utara yang baru berumur 5 tahun, sudah barang tentu membutuhkan sumber daya
manusia yang memadai dan berkualitas agar cita-cita mewujudkan daerah otonom
yang maju dan mandiri dapat tercapai,” cetus
Prawangsa.
Yoga, sapaan akrab Prawangsa Jayaningrat,
menambahkan, sebagai duta Lombok Utara, para pelajar dan mahasiswa yang
terhimpun dalam IPMLU merasa berkewajiban ikut serta membangun gumi adi mirah
paer daya lewat konsep pendidikan yang benar, humanis
dan sesuai dengan kebutuhan daerah. Ini penting karena era otonomi daerah
memandatkan setiap daerah harus mampu menyeting format pendidikan sendiri sesuai
kebutuhan. Karena itu salah satu mandat otonomi daerah. “Sejauh ini kami
melihat konsep pendidikan di daerah ini kurang cocok dengan kebutuhan, sehingga
kami berinisiatif membincangkan persaoalan ini lewat sarasehan hari ini,” tutur
Yoga.
Sementara Ketua Panitia Sarasehan, Beni
Ramadan dalam laporan singkatnya menuturkan, pada bulan Ramadhan tahun ini, IPMLU mengadakan beberapa kegiatan seperti buka puasa bersama
dan bakti sosial
pembersihan area sekolah alam Sokong, sebuah wadah pendidikan kreatif, humanis
dan elegan asuhan Nursida Syam salah seorang perintis yang membidani lahirnya
IPMLU Yogyakarta tahun 2002 lalu.
Setelah
laporan Raden Prawangsa
Jayaningrat, Ketua Umum IPMLU dan Beni Ramadan Ketua
Panitia Sarasehan & Halal Bihalal 1434 H, acara dilanjutkan dengan sarasehan dengan tema “Peran
dan Posisi Pemerintah Daerah terhadap Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan
Lombok Utara”. Sarasehan itu diisi oleh tiga narasumber, masing – masing Bupati
diwakili Sekda Lombok Utara, Kepala Dinas Dibudpora KLU dan Nursida Syam (alumni
IPMLU Yogyakarta) dan dimoderatori Sarjono, S.I.Kom., mantan Ketua IPMLU. Sekda
Lombok Utara, H. Suardi, MH mengatakan, bahwa dalam rangka mengembangkan
pendidikan dan kebudayaan di kabupaten yang baru berumur 5 tahun itu, pemerintah
daerah telah mencanangkan gerakan kembali ke khittah pendidikan. Salah satu wujud
implementasi gerakan tersebut adalah menggalakkan materi-materi pelajaran agama
di semua sekolah dalam pelbagai jenjang dan jenis lembaga pendidikan yang ada
baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Di samping itu, juga dicanangkan
program “Maghrib Mengaji” dan “Bulan Maulid sebagai Bulan MTQ”. Untuk kedua
kegiatan ini pemerintah telah mendorong masyarakat untuk membentuk TPQ di
setiap dusun serta mensuport pendanaannya melalui anggaran dan belanja daerah.
“Program ini adalah langkah awal pengembangan pendidikan dan kebudayaan di KLU.
Dimana program tersebut kita dorong secara kontinyu dan berkelanjutan supaya
kita menuai hasilnya di masa mendatang,” ujar sekda.
Hampir senada dengan Sekda, Kepala Dinas
Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Lombok Utara Drs. H. Suhrawardi,
M.Pd, mengatakan, demi mewujudkan pencanangan gerakan kembali ke khittah
pendidikan itu, pihaknya telah melakukan pelbagai upaya seperti pemberantasan
buta aksara lewat program kerja paket dan keaksaraan fungsional bagi masyarakat
yang telah dilaksanakan di pelbagai lapisan masyarakat KLU. Di samping itu juga
membenahi sarana-prasarana pendidikan seperti penambahan ruang kelas baru,
pengadaan perpustakaan sekolah, pengadaan musholla di setiap sekolah maupun
peningkatan kapasitas pelaku pendidikan seperti peningkatan kualitas guru lewat
uji kompetensi guru, pemberian tunjangan fungsional, diklat kurikulum dan
manajemen kependidikan serta pemberian sertifikasi kepada guru yang dinilai layak
dan kompeten serta meningkatkan kemampuan guru dalam bidang informasi dan
teknologi. “Tujuan kita sejauh ini bagaimana para pelaku pendidikan di Lombok
Utara terutama guru agar lebih cekatan dalam mengajar dan mendidik, selain
mereka juga mesti ramah IT agar tidak gagap teknologi canggih,” tutur
Suhrawardi.
Sedangkan Nursida Syam, mengungkapkan,
wujud gerakan kembali ke esensi pendidikan itu dapat ditempuh melalu banyak
cara tidak saja lewat lembaga pendidikan formal, namun pendidikan informal dan
nonformal juga berperan penting. “Berbicara khittah berarti berbicara makna
hakiki pendidikan itu sendiri,” cetusnya. Oleh karena itu, perlu ada aksi nyata
di lapangan, bukan sekedar konsep apalagi retorika semata. Ia kemudian
mencontohkan sekolah alam yang diasuhnya juga termasuk usaha nyata dari
pemaknaan kembali ke esensi pendidikan. Lembaga pendidikan apapun jenisnya
harus mampu mewujudkan insan yang humanis, intelektualis, religius, bermoral
tinggi dan berakhlak mulia. “Yang terpenting dari pendidikan itu adalah peserta
didik itu tidak tercerabut dari akar budaya, bermoral, punya akhlak yang baik
serta mengutamakan sopan santun dalam setiap gerak nafas kehidupannya.
Setelah acara sarasehan usai, acara
dilanjutkan dengan kegiatan saling bermaaf-maafan antara mahasiswa IPMLU,
pemerintah daerah dan alumni IPMLU Yogyakarta serta para tamu undangan yang
hadir. Acara yang dimulai sejak pukul 09.00 pagi itu diakhiri dengan makan siang bersama
sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas segala karunia nikmat yang
selama ini telah diberikan kepada hamba-Nya. (dj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar