gangga
(sambiwarga), Desa itu sebetulnya tak begitu jauh dari pusat kota
kabupaten. Dihitung-hitung cuma 10 kilometer. Kendaraan bermotor bisa
dipacu secepat kilatan halilintar, desa itu bisa dijangkau tak sampai
15 menit. Tapi 10 tahun silam, butuh waktu 1 samapi 1,5 jam ke Desa
Bentek, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara itu.
Ini
dikarenakan akses jalan ke desa itu cukuplah buruk, sangat kontras
dengan rata-rata desa lain di Pulau Lombok. Jangan ditanya soal
telekomunikasi. Di sana, internet adalah mimpi, dan sinyal telepon
seluler pasti raib. Kini, meski jalanan belum semulus aspal Kota
Tanjung, desa ini sudah bisa dijangkau dalam tempo 15 menit dari kota
kabupaten. Ini berkat terobosan pemerintah Kepala Desa Budiartha dan
Kades sekarang Warna Wijaya. "Desa ini butuh Blog sosial media di
internet," kata Warna
Awalnya
tak mudah. Masyarakat desanya, seperti juga Yana, tak tahu banyak
soal komputer, apalagi internet. Tapi dia yakin, saran adiknya pasti
baik. Maka, ia tak segan minta tolong petugas warnet di kota. Ia naik
motor butut berjam-jam ke warnet. Naskah buat blog itu dikirim ke
adiknyaa. Lalu mengunggahnya ke blog. Begitu terus, hingga blog itu
eksis.
Pada
awalnya memang sulit. Tapi Yana terus belajar, hingga ia juga paham
internet. Program desa di pelosok selatan kota itu pun tersiar ke
sekujur bumi. “Tapi kerja ini belum maksimal,” kata Warna. Blog
itu harus dikembangkan jadi web, dengan domain sendiri.
Kebangkitan Desa
Menembus
jagat maya lewat teknologi informasi kini bisa jadi semacam titik
kebangkitan desa. Sejumlah desa, seperti Melung dan Mandalamekar,
secara terbuka mengibarkan gerakan migrasi ke open source. “Teknologi
ini tengah digandrungi desa,” ujar Ketua LPM Giri.
Atas
dasar itulah, pada awal Mei lalu, meluncurkan domain desa.id. Ini
adalah usulan murni warga. Usulan diajukan karena desa sebagai satuan
pemerintahan terkecil tak dapat memakai domain go.id. Soalnya, domain
go.id hanya dapat dipakai hingga level kabupaten atau kota. Benar
saja, setelah peluncuran, setidaknya 70 desa sudah registrasi. Empat
di antaranya samba.desa.id, bentek.desa.id. Domain ini diharapkan
mampu mendukung pengembangan konten wilayah pedesaan. “Kami
berharap akan muncul konten-konten khas desa. Selama ini internet
dikuasai kota,” katanya.
Belajar
dari Melung dan Mandalamekar, penggunaan teknologi open source bisa
memperbaiki tata kelola layanan pemerintahan. Mereka bisa memakai
sistem pemerintahan elektronik (e-government) tanpa perlu dana besar
yang menguras anggaran desa. Dampak lain, warga jadi keranjingan
menulis. Tulisan, atau berita tentang desa pun mengalir ke berbagai
situs dalam menjelajahi lawatan desa, warga segera mengunggah
sepotong artikel.
Kebiasaan
memakai internet juga menunjang sistem administrasi kantor bebas
kertas (paperless). Mereka mulai terbiasa mengirim undangan
dengan email. Tentu, lebih hemat ongkos, dan lebih banyak pohon
selamat dari mata gergaji.