Pantai Agung Ampenan
GANGGA
(SAMBI WARGA), Berabad
lamanya bersandarlah kapal-kapal para saudagar kaya di pantai Ampenan Lombok.
Kedatangan para pedagang dari beberapa daerah dan negara ini untuk
menyempurnakan ajaran agama Islam yang dirasa kurang sempurna saat itu. Mereka
datang dari Palembang, Kalimantan,Sulawesi dan negeri kerajaan Arab Saudi. Pantai
yang berolkasi di Ampenan selatan ini kerap di jadikan tempat perdagangan para
saudagar yang berkunjung ke Lombok. Bebagai macam transaksi jual beli disajikan
dipantai ini pada jamannya. Tak heran Para saudagar tersohor dari berbagai
wilayah menyandarkan kapalnya dipantai ini.
Menurut H.
Jalaludin Arzaki yang dikonfirmasi Sambiwarga dikediamannya menuturkan, pantai Ampenan
pernah didatangi kelompok Datun Ribandan atau dikenal dengan datun Ribandang
keturunan Minagkabau. Datun Ribandang datang untuk menyempurnakan agama Islam
di Lombok. Kala itu ada beberapa rukun (ketentuan) dari agama Islam belum
disempurnakan, yang mana rukun(ketentuan) sebelum datangnya Datun Ribandang
adalah Syahadat, Sholat, Puasa. Rombongan Datun Ribandang pun menyempurnakannya
menjadi lima rukun dengan menambahkan rukun Zakat dan Haji. Setelah semuanya
dikatakan sempurna dengan melengkapi kelima rukun dalam Islam, tepatnya pada
abad ke-17 bersandarlah rombongan kapal pedagang melayu asal Palembang. Kali
ini, rombongan para saudagar melayu ini datang untuk melakukan pemantapan dari
ajaran agama islam yang sudah diajarkan oleh para saudagar sebelumnya. Diantara
sekian banyak pedagang dan para saudagar melayu itu, muncul salah seorang tokoh
yang sangat berpengaruh. Tokoh ini dianggap berperan penting dalam penyebaran
dan pemantapan pemahaman ajaran agama Islam. Ia adalah Penghulu Agung, sosok yang di hormati
warga pesisir Ampenan Lombok.
Budayawan
kesohor asal Lombok yang juga Ketua Majelis Krama Adat Sasak lebih lanjut
mengatakan, sang pedagang melayu asal Palembang itu dikenal ramah dalam
berinteraksi dengan warga sehingga ia sangat segani. Sambil berdagang ia
menyebarkan agama Islam sampai ahirnya ia wafat di Lombok. Melihat tokoh yang
begitu di segani dan sangat berpengaruh di wilayah Ampenan, sejak itulah nama
pantai Ampenan bagian selatan tepatnya di wilayah Gatep deberi nama pantai Penghulu
Agung yang dikenal sampai saat ini. Makam penghulu Agung pun dimakamkan di
pemakaman Bintaro Ampenan, kata Jalaludin menceritakan.
Saat
ini,puing-puing berejarah itu sudah tak terlihat, dermaga tempat bersandarnya kapal
para saudagar itupun hanya menyisakan cerita. Hanya terlihat sebuah mercusuar
sirine pengaman yang berdiri tegak di pinggir pantai Penghulu Agung Ampenan. Keberadaan
Pantai Penghulu Agung yang menyimpan sejuta cerita mengundang simpatik salah
satu seniman asal Lombok, Irwan Prasetya. Irwan pun kemudian menciptakan lagu
yang berjudul Pantai Penghulu Agung. Dikatakan, Pemerintah Kota Mataram akan menjadikan
kawasan pantai penghulu agung Ampenan sebagai destinasi wisata baru. “Di pantai
ini nantinya akan dijadikan tempat berkumpulnya kuliner-kuliner Lombok untuk di
perdagangkan terutama kuliner hasil laut. Beberapa sarana sudah mulai dilakukan
pembenahan seperti pelebaran jalan dipinggir pantai dan penataan lingkungan
pantai,” tukas Prasetya. (dj)