Kondisi Jalan Bentek yang Rusak Parah
GANGGA (KM SAMBI WARGA), Pembangunan yang baik adalah pembangunan
yang tepat sasaran serta bermanfaat bagi masyarakat umum, sedang pelayanan yang
baik merujuk pada ketetapatan dan kemudahan bagi setiap orang untuk mengakses
dan memanfaatkannya.
Namun tidak
demikian yang dirasakan masyarakat Desa Bentek Kecamatan Gangga. Adanya
pembangunan proyek listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) di wilayah setempat justru
bertolak belakang dengan tujuan pembangunan itu sendiri. Pembangunan mega proyek
yang rencananya dijadikan mercusuar pembangunan di dayan gunung malah menjadi malapetaka
baru bagi masyarakat setempat. Pasalnya, aktivitas konstruksi yang telah
dimulai sejak dua tahun lalu menimbulkan dampak negatif bagi sebagian besar
warga Bentek khususnya masyarakat yang berada di wilayah Dusun Dasan Bangket
dan Dusun San Baro.
Kenapa tidak?
Semenjak aktivitas penggarapan dari segara 1 hingga segara 2 kondisi jalan sepanjang
kurang lebih 5 km begitu buruk. Terlebih lagi pada musim hujan seperti saat
ini. banyak sekali ditemukan badan-badan jalan yang rusak berat, berlubang, dan
berlumpur dimana kemiringannya hampir seperti jurang yang amat terjal. Ruas-ruas
jalan pun banyak yang ambles terutama yang berada di pinggiran jurang kali
segara. Hal ini diakibatkan oleh aktivitas dam-dam truk pembawa material galian
alat-alat berat yang beroperasi semenjak setahun lalu. Terkait persoalan ini pihak
PT. Suar Investindo Capital dan PT. Hutama Karya sebagai pelaksana konstruksi sepertinya
sama sekali tidak peka terhadap situasi yang sungguh memperihatinkan tersebut, padahal
infrastruktur jalan merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat. Sampai berita
ini diwartakan tidak ada tanda-tanda akan adanya tindakan yang diambil
perusahaan untuk mengatasai kondisi jalan yang sangat parah tersebut, malahan
terkesan adem ayem dan menutup diri. Bahkan ironisnya lagi, banyak pengguna
jalan baik pengendara sepeda motor maupun pejalan kali termasuk anak-anak sekolah
acapkali jatuh dan terperosok, akibatnya mereka sering mengeluh atas kondisi jalan
yang memilukan itu. Hal ini membuat para orang tua terpaksa mengantar anak
mereka pulang pergi jika hendak ke sekolah.
Alih-alih
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, pembangunan yang digalakkan
oleh Pemerintah Lombok Utara ini malah menyengsarakan rakyat. Proyek raksasa
yang dicanangkan sebagai sumber tenaga listrik bagi daerah dayan gunung laiknya
akan sulit mendapat kepercayaan masyarakat. Karena semenjak proses sosialisasi
hingga konstruksi setahun lalu sudah menimbulkan banyak masalah bagi masyarakat
sekitarnya. Seharusnya PT. SIC sebagai pemilik mestinya memiliki Standar Operasional
Prosedur (SOP) kerja yang ketat baik dalam hal kewajiban memberikan pelayanan
pada saat pembangunan sedang dijalankan maupun setelah proyek jadi dan beroperasi
nantinya. Bentuk pemberian pelayanan saat konstruksi misalnya tersedianya tenaga
ahli di bidangnya guna menangani setiap masalah teknis maupun non teknis yang
terjadi di lapangan. Tetapi sepertinya aktivitas konstruksi proyek yang sedang
dilakukan saat ini tidak memiliki tenaga dimaksud sehingga banyak permasalahan
timbul. Hal ini patut dipertanyakan karena permasalahan yang ada sejak setahun
lalu hingga kini belum ditangani oleh perusahaan.
Fakta-fakta tersebut
belakangan ini santer mengemuka dan mewacana di mata publik Bentek karena banyak
sekali ditemukan keluhan masyarakat sekitar lokasi proyek terkait tak
bersahabatnya pihak perusahaan terhadap warga yang dilalui water way. Pihak
perusahaan seakan ekslusif, arogan, pongah, angkuh dan egois atas kecongkakan
yang diperlihatkannya selama ini kepada masyarakat sekitar seperti warga Anjah.
Menurut salah
seorang warga Anjah, Siarti, sejak pertama kali PT.Suar Investindo Capital
menancapkan taringnya di Bentek semenjak itu pula arogansi dan kepongahannya mulai
tampak. Pasalnya, warga berkali-kali meminta tanggungjawab perusahaan terhadap
permasalahan-permasalahan yang mereka timbulkan, namun hingga kini mereka tetap
saja kukuh pada sikap congkak dan egoistisnya. Ini tampak lewat tidak
digubrisnya permintaan warga setempat atas bahaya longsor yang sewaktu-waktu
mengancam jiwa dan harta benda mereka karena aktivitas konstruksi jalur water
way berjarak 72 m di atas permukiman mereka dengan kemiringan tegak lurus.
Warga menuntut supaya perusahaan memindahkan jalur water way itu. Tuntutan ini
telah disampaikan semenjak setahun lalu, namun kenyataannya sampai berita ini wartakan,
pihak perusahaan belum merespon positif. Oleh karenanya, wajar bila warga Anjah berang
dan kebakaran jenggot, sebab sudah cukup lama persoalan ini tidak mendapat respon yang positif.
Meskipun
begitu, ujar Mariadi, pihaknya masih tetap optimis dan terus berjuang agar
tuntutan mereka dapat dikabulkan pihak peruahaan. Ia berharap, mudah-mudahan apa
yang disampaikannya dapat mewakili keluhan dan harapan warga Anjah yang lain. Dan,
sudah saatnya PT. Suar Investindo Capital mendengarkan segala macam keluh kesah
warga Anjah sebagai bahan refleksi untuk berbenah diri dalam
mengimplementasikan pelayanan di satu sisi dan mempertanggungjawabkan kewajiban
di sisi yang lain supaya kepercayaan warga Anjah dan masyarakat Bentek umumnya kepada
PT. SIC tidak sirna. (Poet)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar