Bupati Lombok Utara Dr. H. Najmul Akhyar, SH., MH
Sebagai daerah paling bungsu di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
Kabupaten Lombok Utara terus berkembang dan berbenah dalam berbagai sektor
pembangunan. Potensi yang dimilikinya tak kalah menjanjikan dengan daerah lain.
Butuh pemimpin yang visioner, berani, tegas, dan cerdas dan energik serta mampu
mengelola sumber daya yang ada agar memberi manfaat bagi masyarakat dan daerah.
Nah, momen pilkada Desember 2015 telah melegitimasi salah satu putra terbaik
KLU yakni Dr. H. Najmul Akhyar, SH, MH sebagai nahkoda baru pemimpin Lombok
Utara. Di bawah panji kepemimpinannyalah asa kemajuan daerah ini disematkan.
Untuk mengetahui apa dan bagaimana resep untuk membangun KLU ke depan? Berikut petikan
wawancara antara Bupati Lombok Utara dengan kim sambiwarga gangga.
Titatu
|
:
|
Assalamualaikum Pak Bupati (baca: Dr. H. Najmul Akhyar, SH, MH)
|
Bupati
|
:
|
Waalaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh
|
Titatu
|
:
|
Tak terasa, lima tahun sudah
pak Bupati memimpin KLU pada periode pertama sebagai wakil bupati. Dengan
legitimasi rakyat, sekarang sudah menjadi orang nomor satu di bumi Tioq Tata
Tunaq ini. Apa yang ada di benak Pak Bupati saat ini.
|
Bupati
|
:
|
Lima tahun pertama mengemban
amanah rakyat sebagai wakil bupati, saya merasakan daerah ini memang bisa
dikatakan sudah berkembang. Namun sebenarnya, hati kecil saya belum puas.
Saya sangat yakin, daerah ini masih bisa berkembang jauh lebih baik.
|
Titatu
|
:
|
Maksudnya.
|
Bupati
|
:
|
Sesungguhnya daerah ini
sangat kaya terbukti potensinya sangat banyak, tinggal bagaimana megelolanya.
Karena itu, butuh pemimpin yang benar-benar serius dan mampu untuk mengelola
sumber daya yang telah tersedia itu. Itulah yang membuat saya mengambil
keputusan untuk ikut dalam Pilkada KLU tahun lalu (baca: Pilkada 9 Desember
2015).
|
Titatu
|
:
|
Pak Bupati, menjadi
pemimpin tidak saja diminta pertanggung jawaban di dunia, tetapi juga
akhirat. Bagaimana Pak Bupati memaknai amanah ini.
|
Bupati
|
:
|
Ini amanah yang telah
dipercayakan kepada saya untuk dijalankan. Dengan nawaitu yang bulat dan tekad yang kuat Insya Allah bisa saya
emban bersama saudara saya pak Sarifudin. Tentu dengan dukungan penuh dari
rakyat KLU.
|
Titatu
|
:
|
Lalu apa yang akan Pak Bupati
lakukan untuk membangun KLU ke depan.
|
Bupati
|
:
|
Sebagai warga KLU, alhamdulillah, saya sudah banyak
mengenal karakter masyarakat dan daerah ini. Ditambah pengalaman menjadi
anggota dewan dan selama lima tahun menjadi wakil bupati. Sehingga, saya juga
mengetahui apa yang seharusnya dilakukan. Agar masyarakat dan daerah ini bisa
terus maju. Tentu. Ada program-program prioritas dan mendesak untuk
dilakukan. Karena akan langsung bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat.
Intinya. Saya akan Membangun KLU dari Desa.
|
Titatu
|
:
|
Bagaimana program Bangun
KLU dari Desa direalisasikan.
|
Bupati
|
:
|
Saya melihat, KLU sebagai
kabupaten termuda, butuh akselerasi. Perlu percepatan. Dengan istilah yang
sering saya kemukakan. Yakni percepatan inovasi dan nilai tambah (PIN). Dalam
konteks itu, maka dalam membangun daerah ini kita harus punya terobosan-terobosan.
Dalam pikiran saya. Membangun Lombok Utara harus dimulai dari Desa. Jika
semua desa ini maju, maka saya yakin kabupaten ini akan maju. Dalam hal ini,
pemerintah harus berani mengambil kebijakan atau terobosan. Yakni
memperbanyak anggaran untuk Desa. Ini di luar dana desa, sesuai amanat UU
Desa. Ada dana-dana lain yang bisa dialokasikan untuk Desa. Mengenai
kekhawatiran dana-dana tersebut disalahgunakan misalnya, tentu pemerintah
harus tetap melakukan pengawasan. Agar dana yang dikucurkan sesuai dengan
peruntukannya.
|
Titatu
|
:
|
Kenapa Pak Bupati tertarik
membangun KLU dari Desa.
|
Bupati
|
:
|
Ada dua alasan mendasar. Pertama, konsentrasi sebagian besar
masyarakat KLU ada di desa. Bahkan seluruhnya, ada di desa. Kedua, kalau desa-desa ini maju, akan
menjadi indikator kabupaten ini juga maju. Umpamanya. Jika kita memberikan
tiap desa Rp 1 miliar misalnya, dengan jumlah desa 33 ditambah 10 desa, maka
kita butuh sekitar Rp 43 miliar. Jika dana sebesar itu digunakan untuk
membangun desa, banyak hal yang bisa dilakukan. Beberapa kebutuhan mendesak
di desa juga tidak perlu menunggu musrenbang. Bisa langsung membangun dengan
menggunakan dana yang telah tersedia. Semua itu kita serahkan ke desa dan
menjadi kewenangan perangkat desa.
|
Titatu
|
:
|
Lalu apa manfaatnya.
|
Bupati
|
:
|
Setidaknya ada dua manfaat
yang bisa kita petik. Pertama, akan
menjamin pemerataan pembangunan karena langsung ditangani masyarakat. Kedua, katakanlah rabat jalan,
perbaiki gang, dan irigasi yang selama ini nilainya Rp 100 juta misalnya,
proses penunjukan pelaksana proyek bisa dilakukan di desa itu sendiri.
Sehingga, kawan-kawan kita, katakanlah pengusaha yang modalnya tidak terlalu
besar, bisa mendapatkan proyek-proyek tersebut. Mereka tidak lagi perlu
rebutan di dinas PU. Mereka cukup di desa saja. Dalam hal ini, perangkat desa
tentu akan lebih memilih pengusaha setempat. Jadi pemerataannya tercapai.
|
Titatu
|
:
|
Bagaimana dengan sektor
pariwisata.
|
Bupati
|
:
|
Kita menyadari betul bahwa Lombok
Utara ini memang sangat kaya akan potensi pariwisatanya. Potensi ini harus
menjadi skala prioritas untuk kita kembangkan. Sektor ini harus diperkuat
karena menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat dan sekaligus menjadi
sumber PAD terbesar bagi KLU.
|
Titatu
|
:
|
Caranya bagaimana.
|
Bupati
|
:
|
Sektor pariwisata ini kita
harus arahkan untuk menggerakkan sektor-sektor yang lain. Supaya memiliki multiflayer efek. Umpamanya, sektor
pertanian, peternakan, perikanan, dan lainnya. Contoh kecil saja, kebutuhan
telur. Dalam sehari, berapa puluh ribu telur yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan wisatawan. Utamanya di tiga gili (Trawangan, Meno, Air), Senaru,
dan destinasi wisata lainnya. Dan, ini telah kita arahkan pelaku pariwisata
agar membeli telur dari peternak lokal KLU. Jadi, sudah bisa dihitung berapa
banyak peternak lokal yang mendapatkan manfaatnya. Ini baru dari satu
komoditas. Yakni telur. Belum lagi kita bicara soal sayur dan ikan laut.
Selama ini, untuk kebutuhan di tiga gili saja sebagian besar sayur dan ikan
dibeli di luar KLU. Baik di Mataram maupun Pulau Bali. Padahal, untuk
memenuhi kebutuhan sayur, kita punya potensinya. Daerah kita subur. Kurang
subur apa Senaru. Kurang subur apa Santong. Kita pasti bisa memenuhi
kebutuhan tersebut. Jika ini kita maksimalkan. Misalnya desa yang satu
menjadi penghasil sayur. Desa lain menjadi penghasil peternakan. Saya yakin,
semua akan bisa berkembang sesuai potensi masing-masing.
|
Titatu
|
:
|
Lalu dimana letak peran
pemerintah.
|
Bupati
|
:
|
Dalam hal ini, pemerintah
harus bisa menfasilitasi antara petani dan pengusaha. Misalnya, petani sayur
punya akses ke pengusaha di gili.
Pemerintah akan mengarahkan
untuk dilakukan kerja sama agar pengusaha membeli sayur dari petani KLU.
Sementara petani harus mampu menyediakan sayur sesuai dengan jumlah dan
kualitas yang dibutuhkan pengusaha. Jadi, sektor pariwisata ini harus kita
kembangkan agar bisa memberikan manfaat. Atau, mampu mendongkrak
sektor-sektor lain. Seperti pertanian, peternakan, dan lainnya. Selain itu,
selama ini, dalam membangun sektor pariwisata, banyak hal-hal yang
terabaikan. Kita terus mempromosikan potensi pariwisata kita. Namun kita
seolah lupa untuk menata destinasi ini agar terus memberikan kesan baik bagi
wisatawan.
|
|
|
Kita jangan membiarkan
wisatawan yang datang mendapatkan kesan buruk. Karena hal itu akan menyebar
ke wisatawan lain. Ujungnya, wisatawan lain tak mau lagi datang ke daerah
ini. Khusus di tiga gili. Ada beberapa hal yang mendesak untuk dibenahi.
Misalnya, jalan-jalan masih banyak yang rusak. Pengelolaan sampah belum
maksimal. Ini menimbulkan ketidaknyamanan bagi wisatawan. Sehingga
menimbulkan kesan tidak baik. Kepala Daerah harus mampu menata destinasi
wisata ini. Agar apa yang kita promosikan sesuai dengan fakta riil yang ada
di lapangan.
|
Titatu
|
:
|
Bagaimana dengan sektor
pendidikan.
|
Bupati
|
:
|
Harus kita akui bahwa
fasilitas dan kualitas pendidikan terus berusaha kita majukan.Sebagai daerah
baru, sektor pendidikan memang belum bisa menyamai, apalagi malampaui
daerah-daerah lain. Karena itu, sektor ini harus dipercepat/diakselerasi. Program
percepatan pembangunan sektor pendidikan ini dimulai dari banyak aspek.
Misalnya saja soal tenaga pengajar atau guru. Saya ingin ke depan, guru-guru
yang berprestasi harus difasilitasi pemerintah untuk melanjutkan pendidikan.
Tujuannya, ketika mereka telah menempuh pendidikan tinggi, misalnya
mendapatkan gelar doktor, mereka inilah yang nantinya akan mengajar anak-anak
kita di Lombok Utara. Mereka itu menjadi ujung tombak untuk ikut menggerakkan
sektor pendidikan. Saya ingin kualitas guru ditingkatkan dengan cara
menyekolahkan mereka. Begitu juga pegawai yang berprestasi. Mereka itu harus
mendapatkan fasilitas dari pemerintah agar mereka terus berkembang. Pada
akhirnya, daerah ini berkembang karena memiliki sumber daya manusia yang
berkualitas. Begitu juga dengan siswa-siswi berprestasi. Mereka harus
difasilitasi pemerintah untuk melanjutkan pendidikan. Tiap tahun, siswa
berprestasi dan kurang mampu disekolahkan atau dikuliahkan pemerintah. Jika
mereka telah sarjana mereka akan pulang untuk membangun KLU.
Orang banyak mengatakan,
bahwa pendidikan adalah jalan yang paling lurus untuk menggapai masa depan.
Karena itu, sektor pendidikan ini harus kita utamakan. Selain itu, kita juga
harus menggalakkan untuk mengisi pendidikan sesuai substansinya. Pada periode
pertama, sudah saya lakukan. Sekarang ikhtiar itu terus akan kita galakkan
agar pendidikan kembali ke khittahnya.
Ini dilakukan agar
pendidikan berjalan sesuai dengan relnya. Membangun sumber daya manusia yang
berakhlak mulia. Karena itu, pendidikan moral dan pendidikan agama juga harus
diperbanyak. Saat ini, kita banyak melihat pendidikan moral dan agama
terkesan dikurangi. Tidak prioritas karena tidak di-ujian nasional-kan.
Padahal itu sangat penting untuk menciptakan manusia yang berakhlak. Misalnya,
dalam belajar fisika, biologi, dan mata pelajaran lainnya. Materinya bisa
dikaitkan dengan pelajaran agama karena dalil-dalilnya ada. Jika hal ini
dilaksanakan, bukan saja manusia berkualitas yang akan tercipta. Namun juga
manusia yang berakhlak mulia. Misalnya saja pelajaran matematika. Di tingkat
SMP sederajat kita bisa kaitkan dengan pembagian warisan. Saya ingin Lombok
Utara ini memiliki karakter pendidikan yang khas. Artinya, pendidikan moral
dan agama harus diperkuat. Alasannya, KLU adalah daerah pariwisata yang bisa
saja menimbulkan dampak positif namun juga dampak negatif. Jika kita memiliki
generasi yang akhlaknya baik maka dampak negatif yang ditimbulkan bisa
dicegah. Selain itu, di KLU juga harus ada Balai Latihan Kerja (BLK).Tujuannya
agar lulusan yang ada bisa mendapatkan pelatihan agar siap diterima di dunia
kerja. BLK ini nanti akan mendukung penciptaan 10 ribu wirausaha muda baru
dalam waktu lima tahun. Bayangkan kalau satu orang diberikan modal hanya Rp 3
juta, pemerintah hanya menyiapkan Rp 30 miliar. Angka yang sebenarnya tidak
terlalu besar. Sementara manfaatnya sangat besar. Kuncinya, pemerintah berani
dan mau menfasilitasi mereka. Selanjutnya, penyebaran fasilitas pemerintahan.
Saya bayangkan di wilayah Kayangan ada dua fasilitas yang saling mendukung.
Yakni gelangang olahraga dan kampus (baca: perguruan tinggi).
|
|
|
Kayangan ini menjadi daerah
sentral karena berada di tengah-tengah KLU. Jika di Kayangan ada kampus, maka
multiflayer efeknya sangat banyak.
Misalnya akan muncul usaha kos-kosan, pusat perdagangan, dan lainnya. Begitu
juga dengan keberadaan gelanggang olahraga yang akan dijadikan tempat
pelaksanaan berbagai kegiatan yang berskala lokal atau kabupaten. Ini juga
bertujuan untuk penyebaran penduduk. Begitu juga dengan Bayan, Tanjung, dan
Pemenang. Tetap dikembangkan dengan tidak menghilangkan ciri khasnya.
|
Titatu
|
:
|
Satu lagi yang sering
menjadi keluhan masyarakat KLU. Soal fasilitas kesehatan. Bagaimana Pak Bupati
melihatnya.
|
Bupati
|
:
|
Bidang kesehatan, memang
menjadi sektor utama bersama sektor lainnya untuk dilaksanakan. Nah, saya
sudah punya sejumlah konsep dan program yang harus dilaksanakan. Yang pertama, Satu Desa Satu Dokter. Ini
juga berkaitan dengan membangun KLU dari Desa. Kenapa harus satu desa satu
dokter. Tujuannya agar ada penanganan dini masyarakat di tingkat paling
bawah. Bahkan kalau bisa, masyarakat kita tidak sampai berobat ke rumah
sakit. Cukup di desa saja ditangani dokter yang telah ada. Kedua, Puskesmas kita harus
ditingkatkan kapasitasnya agar menjadi puskesmas yang layak untuk rawat inap.
Barulah yang ketiga, kita bicarakan
soal RSUD ini. Mulai dari desa mereka tertangani dengan baik. Lalu, masyarakat
ditangani di puskesmas rawat inap. Baru setelah tak bisa tertangani di
puskesmas, mereka dibawa ke RSUD. Apa yang kita lihat selama ini, pasien
banyak di RSUD, mungkin karena belum merata dan seimbangnya fasilitas
kesehatan yang kita sediakan. Sebaran pelayanan ini kita lakukan dengan
menerapkan satu desa satu dokter dan puskesmas rawat inap. Baru setelah itu
kita benahi RSUD. Saya berharap, RSUD ini menjadi rumah sakit yang
fasilitasnya lengkap. Baik itu terkait alat-alat kesehatan maupun dokternya
dengan jumlah yang proforsional.
|
Titatu
|
:
|
Bagaimana dengan fasilitas
kesehatan di tiga gili.
|
Bupati
|
:
|
Kita juga harus menyediakan
rumah sakit di tempat pariwisata. Misalnya di tiga gili. Ini dilakukan agar
wisatawan asing maupun lokal yang berkunjung bisa memperoleh pelayanan
kesehatan yang maksimal. Minimal, puskesmas di tiga gili kita tingkatkan
kapasitasnya agar bisa melayani rawat inap.
|
Titatu
|
:
|
Masih ada beberapa wilayah
di KLU yang sulit dijangkau. Padahal potensinya sangat besar. Bagaimana cara
Pak Bupati mengatasinya.
|
Bupati
|
:
|
Ya, soal infrastruktur.
Geografis KLU memang sudah demikian. Sehingga masih ada daerah yang aksesnya
terbatas, terutama di dusun dan desa. Persoalan ini menjadi tantangan
tersendiri kedepan. Tetapi, apapun kendalanya, jika diseriusi, perlahan akan
bisa teratasi. Kita bisa programkan pembukaan jalan baru. Jalan yang sudah
ada namun kondisinya rusak tentu harus diperbaiki. Jika ini sudah dilakukan,
maka potensi ekonomi yang ada akan berkembang pesat. Pada ujungnya, saya
yakin kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
Soal pendanaan. Itu
sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Kita bisa saja memanfaatkan dana desa yang
diberikan pemerintah pusat. Belum lagi dana desa yang bersumber dari APBD.
Makanya, saya ingin kedepan dana untuk desa ditambah. Pengelolaannya juga diserahkan
ke desa. Inilah yang saya maksud dengan Membangun KLU dari Desa. Pada
intinya, visi saya, ingin mewujudkan Lombok Utara yang Religius, Berbudaya,
Adil, dan Sejahtera. Sementara misi saya, mewujudkan masyarakat Lombok Utara
yang beriman dan bertaqwa; Mewujudkan harkat dan martabat masyarakat yang
berdaya saing berdasarkan nilai agama dan budaya; Mewujudkan kerukunan antar
umat beragama, komunitas adat dan budaya; Mewujudkan tata kelola SDA yang
harmonis, berkelanjutan dan lestari; Mewujudkan pemerataan pembangunan
infrastruktur pedesaan dan konektivitas antarwilayah; Mewujudkan pemerintahan
yang bersih, transparan, partisipatif, menjamin kepastian hukum, kesetaraan
gender dan menghormati HAM; serta Meningkatkan kualitas hidup masyarakat,
kemandirian dan pertumbuhan ekonomi.(**)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar